Upaya Menjaga Kestabilan Harga Kebutuhan Pokok

Sejak 21 Mei 2022, pemerintah memberlakukan kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) minyak kelapa sawit. Menurut (https://pse.litbang.pertanian.co.id) di Indonesia, komoditas kelapa sawit semakin menjadi andalan ekonomi nasional dan saat ini, minyak kelapa sawit telah berkembang menjadi bagian yang paling penting di dunia.

Meski demikian, sektor kelapa sawit dinilai berperan penting dan memiliki manfaat positif bagi perekonomian nasional sehingga mengenai masalah produksi dan distribusi minyak kelapa sawit perlu perhatian lebih.

Permasalahan produksi tersebut diatur dalam kebijakan pemerintah dan peraturan DMO. Selain itu, pemberlakuan DMO dilakukan sebagai upaya menjamin ketersediaan bahan baku dan kestabilan harga minyak goreng dalam negeri. Kebutuhan minyak goreng curah dalam negeri mencapai 194.634 ton per bulan. Padahal jumlah produksi pada bulan April 2022 tercatatat sebesar 211.638,65 ton yang merupakan lebih dari kebutuhan per bulannya. (Sumber: dikutip dari Harian Kompas. Sabtu, 21 Mei 2022)

Angka surplus produsi tersebut cukup mengherankan apabila dilihat dan dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya, harga yang beredar dimasyarakat ialah tetap tinggi.

Masih banyak permasalahan pengolahan minyak sawit dalam negeri yang belum terungkap atau diangkat ke media berita. Pasalnya, minyak sawit yang dikenal dengan nama dagang minyak goreng ini dianggap barang primer pada tingkatan kebutuhan masyarakat. Padahal, penetapan harga produsen mengacu pada kajian BPKP (Badan Keuangan dan Pembangunan).

Kebutuhan pokok sembako satu ini dibandrol oleh pengecer yang relatif tinggi dengan harga yang melonjak 2.500 rupiah. Kemudian, harganya naik kembali sebesar 4.000 – 4.890 rupiah. Sementara, harapan sebenarnya harga kebutuhan ini ialah murah dan stabil berkisar pada harga ideal, yaitu berkisar antara Rp. 14.000,- ke bawah, namun kenyataannya terjadi kenaikan yang terus terjadi membuat harga eceran minyak goreng per liter terbilang mahal, yaitu sekitar 17.000 rupiah lalu 20.000 hingga harga akhir kini yang dibandrol dengan harga 24 ribu rupiah per liter di semua jenis pasar swalayan maupun warung dan toko kelontong. Sedangkan, kekuatan atau ketahanannya bergantung pada keamanan penyimpanannya dan tidak terlalu lama dilihat dari komposisi dan zat gizi yang terkandung didalamnya.

Sementara itu, angka statistik stok mencapai sebesar lima ribu enam ratus delapan puluh tiga ton dan total produksi sebesar 12.212 ton. Permasalahan tentang besarnya jumlah penyediaan dalam negeri ini terjadi pada Januari hingga Maret 2022. Sebab permintaan pasar juga mendorong agar terpenuhi, hal ini mengacu pada stok persediaan sebelumnya yang juga ternilai banyak, yaitu 4.129 ton di tahun 2021. Dimana, jumlah total produksi minyak ini ialah sebesar 51.300 ton dengan total ekspor sebesar 33.674 ton dan total konsumsi dalam negeri tercatat sebesar 18.422 ton. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, ke depannya pelaksanaan ekspro akan diawasi ketat dan terintegrasi Bersama, sehingga produsen minyak sawit yang tidak memenuhi kewajiban dalam mekanisme peraturan DMO akan dikenakan sanksi. Oleh karenanya peraturan tentang ekspor CPO (Crude Palm Oil) sekaligus pencabutan larangan ekspor CPO dan sejumlah turunannya tengah disusun. (Sumber: dikutip dari Harian Kompas. Sabtu, 21 Mei 2022)

Menurut Ahmad Tauhid, alokasi 10 juta ton minyak goreng kebijakan DMO sangat memungkinkan untuk diterapkan dengan pengawasan ketat dan jumlah tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance tersebut menegaskan efektifitas penetapan harga bahan baku minyak goreng di level produsen oleh pemerintah yang juga telah menjadi bagian kebijakan DMO. Jika distribusi dilepaskan ke mekanisme pasar, potensi lonjakan harga minyak goreng tidak bisa dihindari. Terlebih, jaringan distribusi terutama minyak goreng curah, tidak serapi jaringan distribusi minyak goreng kemasan, tungkasnya. (Sumber: dikutip dari Harian Kompas. Sabtu, 21 Mei 2022)

Permasalahan mahalnya komoditas sawit ini dapat terjadi karena rantai produksi yang panjang, proses distribusi bahan mentah yang rumit, dan penyediaan bahan mentahnya yang masih diupayakan di Pulau Sumatera yang beribukota Medan. Serta, proses penanganan bahan di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Palangkaraya yang belum sepenuhnya menjadi produk jadi.

Siasat yang disarankan dan dapat dilakukan ialah pembelian bahan baku skala besar dengan jeriken atau seperti yang dilakukan para distbutor misalnya penyediaan bahan sebesar 10 ton yang terdiri dari 8 ton untuk produsen dan 2 ton untuk persediaan. Tujuan penyediaan ini adalah menjaga kestabilan harga, mengurangi biaya distribusi, mengantisipasi kekosongan penyediaan di pasar dan lain sebagainya. Prosuksi yang surplus dengan kekosongan stok penyediaan juga dapat berkaitan erat dengan rumitnya manajemen transportasi minyak goreng kelapa sawit hasil pengolahan atau penyaringan.

Selain itu, terdapat pula preferensi masyarakat kreatif yang lebih menyukai minyak nabati lainnya. Selain minyak kelapa sawit, terdapat kesukan masyarakat yang mengonsumsi dan memproduksi sendiri minyak kelapa murni atau minyak dari santan kelapa yang disebut VCO (Virgin Coconut Oil) yang lebih dikenal dengan nama dagang minyak kletik karena prosesnya disebut dikletik yaitu proses pengadukan terus menerus dengan batang pengaduk /spatula di dalam katel di atas tunggu dengan api.

Itu adalah preferensi penggunaan lainnya yang dapat membuat seseorang terpengaruh atau menjadi bahan pertimbangan mereka dalam berbelanja. Terdapat sumber kolestrol atau lemak lainnya misalnya margarin nabati yang terfortifikasi vitamin dan mentega butter yang terbuat dari lemak hewani. Serta, shortening nabati yang terbuat dari jagung dan lemak babi (non halal) yang disebut lard.

Pengalaman Saya Bekerja di Startup

Saya mempunyai cerita mengenai bekerja di startup. Lingkungan kerja di startup bisa bermacam-macam, terkadang cocok dan terkadang tidak.

Pertama saya mempunyai pengalaman bekerja sebagai Programmer Junior Website di perusahaan e-commerce kecil. Perusahaan ini sangat berusaha keras untuk berkembang. Karena programmer kelas menengah dan senior sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, sebagai junior saya susah untuk mengejar ilmu pemrograman yang sedang digunakan dan harus mempelajarinya sendiri. Terkadang saya buntu saat diberi pekerjaan oleh programmer kelas menengah dan senior. Jadi daripada saya tidak mengerjakan apa-apa saya membantu mengurus blog yang perusahaan, dan website profil perusahaan. Di startup ini saya tidak berkembang sebagai programmer tetapi saya mempelajari banyak hal mengenai bisnis, desain dan marketing. Ini adalah pelajaran yang tidak mudah diberikan oleh perusahaan lain. Satu hal yang saya ingat dan berharga adalah membangun merk adalah biaya yang paling besar dalam membangun perusahaan.

Kedua saya mempunyai pengalaman di startup yang tidak terkenal tapi tidak juga kecil yaitu di salah satu perusahaan finance pinjaman online. Saya berusaha dengan keras untuk mengikuti standard dan ekspektasi perusahaan tetapi tidak semudah itu. Para lead dan programmer lain juga sangat bersaing, karena performa saya yang dikatakan buruk bagi mereka saya diberikan pilihan kembali sebagai junior programmer atau pindah perusahaan. Saya memilih pindah dikarenakan perusahaan ini tidak bisa melihat potensi karyawannya, yang bisa mereka lihat adalah KPI yang tidak relevan dan juga teknologi yang kaku. Di dalam perusahaan ini hanya menggunakan core pythton Django dan jquery untuk corenya. Dan saat itu mobile apps nya hanya Android.

Ketiga adalah pengalaman saya di startup yang terbaik. Saya bekerja di sistem pengorderan makanan secara online yang menggunakan Artificial Intelligent untuk analytics berbasis di Singapore. Saya join ke perusahaan ini dikarenakan saya ingin tahu banyak mengenai AI dan mengimplementasikannya. Setelah join di awal, saya diberikan waktu untuk bertransisi di perusahaan, mengerjakan pekerjaan yang lebih simpel di awal untuk CMS. Di sini saya sangat nyaman bekerja sebagai mid level programmer. Setelah tiga bulan mengerjakan CMS di awal, saya mengerjakan aplikasi web yang merupakan salah satu inti aplikasi yang mereka kembangkan. Disinilah saya mendapatkan pengalaman mengimplementasikan AI melalu rest API. Implementasi AI mirip seperti API lainnya, tetapi lebih banyak validasi di dalam data yang dikirim dan diterima agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan oleh kustomer. Di dalam perusahaan ini saya pernah juga bekerja secara lembur, tetapi tetap ada hari penggantinya dan cutinya benar-benar bisa digunakan kapan saja, sangat profesional dan pengertian terhadap karyawan-karyawannya. Begitulah pengalaman saya bekerja di perusahaan startup. Terima kasih.

Prolog

Kehidupan di Planet Mars

Frei adalah ilmuwan antariksa Indonesia lulusan Institut ­Tekno Bandung, dia bekerja di LPA (Lembaga Pengamatan Antariksa). Frei dan timnya di LPA meneliti tentang kehidupan mars, dia percaya bahwa ada makhluk hidup disana. LPA juga berencana membuat kompleks tempat tinggal di Mars. Setelah mempunyai pesawat ulang alik yang dapat mendarat di Mars yang pembuatannya dibantu oleh anak-anak SMK, Frei dan kawan-kawan menjelajah ke planet Mars. Sesampainya di Mars Tim Frei berjalan-jalan menyusuri Mars. Tetapi saat timnya sedang berjalan Frei jatuh terperosok ke lubang yang menghubungkan permukaan planet yang gersang dengan kehidupan di bawah permukaan planet Mars.

Terjebak di Surga

Nama saya adalah Steiner, saya tinggal di Negara Irlandia, tepatnya di kota Dublin. Saya sedang menjalani sekolah di Dublin High School. Kegiatan sekolah kami sama seperti rata-rata sekolah di seluruh dunia dan saya cukup senang bersekolah disini. Sampai pada suatu hari papa tiba-tiba memindahkan saya ke sekolah Pribadi di suatu daerah yang bernama Clare. Terpaksa saya berpisah dengan sahabat dan teman-teman di Dublin, mereka cukup kaget dengan kepindahan saya yang tiba-tiba. Saat saya sampai di Clare saya kaget karena melihat keadaan alam yang sangat berbeda dengan di Dublin , yang penuh dengan gedung dan perumahan. Disini terlihat sangat jarang gedung yang ada hanyalah hamparan padang rumput dan pepohonan yang beragam. Di perjalanan menuju sekolah baru saya hanya melihat pemandangan alami yang jarang saya lihat. Sesampainya di sekolah baru, saya dikagetkan kembali, sekolah ini bangunannya sangat tua, seperti kastil yang berubah fungsi menjadi sekolah. Di dalam sekolah Pribadi ini terdapat asrama untuk laki-laki dan perempuan, Fasilitasnya sangat lengkap, dari ruang belajar, ruang makan bersama, tempat fitness dan berenang serta lapangan bola, dan ruang membaca yang terbagi menjadi dua belajar dan bersantai. Di ruang membaca belajar kami tidak boleh ribut tetapi di bagian yang bersantai kami diperbolehkan untuk mengobrol satu sama lain murid dan guru. Setelah sampai disana saya langsung ke kamar di asrama, saya merapihkan barang-barang yang saya bawa seperti buku, alat tulis, gadget, baju-baju dan keperluan kamar seperti bantal, selimut, alarm dan lampu kamar dari rumah saya di Dublin. Setelah saya merapihkan kamar tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamar. “Hai, kamu anggota baru disini?” Saya memandanginya, sepertinya kami itu seumur, tetapi dia bersikap jauh lebih dewasa dan pakaiannya sangat rapih. Dia bernama John.. “Betul, salam kenal nama saya Steiner.”. John memberikan tur disekitar fasilitas sekolah Victorica ini sebagaimana perintah pembimbing kelas Pak Rodrick. Setelah tur saya merasa cukup terkesan dengan sekolah ini, terasa seperti berada di kerajaan.

Keesokan harinya saya mulai mengikuti pelajaran. “Kenalkan anggota baru di sekolah ini, Steiner “. Pak Rodrick mempersilahkan saya untuk duduk, saya memilih tempat duduk di sebelah John. Semua terlihat serius mengikuti pelajaran, berbeda dengan sekolah sebelumnya yang saya ikuti suasana kelas terasa lebih santai. Cara mengajarnya pun berbeda, disini Pak Rodrick mengajarkannya lebih cepat dimengerti. Saya cukup bingung kenapa papa memindahkan saya ke sekolah ini. Akhirnya jam belajar telah usai kami berkumpul untuk makan siang, di perjalanan menuju ruang makan terlihat teman sekelas saya yang belum saya kenal menyapa.. “Hai Steiner, nama saya Irvin, bagaimana menurutmu perempuan di kelas kita, cantik-cantik bukan?” Saya tertawa “Saya setuju denganmu Irvin, haha. Apakah kamu suka seseorang di kelas?” Irvin terlihat kaget mendengar pertanyaan saya. “Kita bahas itu nanti, perkenalkan sahabatku Tanya!” “Hai Steiner, sudah terbiasakah dengan sekolah ini?” saya memandanginya, Tanya adalah perempuan yang sangat cantik berambut panjang dan bertubuh langsing. “Hai Tanya, senang berkenalan denganmu. Sepertinya saya sedang menyesuaikan dengan keadaan sekolah ini.” Kita berempat saling mengobrol dan tertawa sampai di ruang makan. Di ruang makan kami berbincang-bincang perbedaan sekolah ini dan tugas tambahan yang akan datang, akhirnya kami setuju untuk menjadi satu kelompok di tugas kedepan.

Setelah makan siang kami memutuskan untuk bersantai di ruang baca untuk membahas keadaan penduduk di sekitar yang bekerjasama dengan sekolah dalam riset mengenai pertanian, pertambanan, dan kelautan. Mereka lebih senang memakai teknologi konvensional dibandingkan yang modern.

Setelah mengobrol-ngobrol dengan mereka saya kembali ke kamar dan bermain game di komputer.

Hari ini adalah hari pelajaran lingkungan, dan akhirnya saya, John, Irvin dan Tanya diberikan tugas untuk membantu para petani yang bekerjasama dengan sekolah untuk merawat tanamannya. Sepulang sekolah kami langsung bergegas menuju rumah petani tersebut, kami berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang sedikit lembab karena habis hujan. Wangi rumput basah tercium sepanjang jalan, matahari yang sedikit tertutup awan membuat udara terasa dingin dan pohon-pohon yang tinggi meneduhi langkah kami. Rumah petani tersebut sudah terlihat, terbuat dari kayu, cukup besar, dan memiliki cerobong asap. Tanya mengetuk pintunya “Halo, ada orang di dalam?” “Iya? Siapa disana?” Sahut dari dalam rumah. “Saya Tanya, dan teman-teman saya dari akademi Victorica.” “Tunggu sebentar” sahutnya. Pintu dibuka dan terlihat sosok perempuan yang cantik, tidak terlalu tua, terlihat sekitar dua puluh tahun. “Silahkan masuk, saya baru melihat kalian.” “Terima kasih, kami baru mendapatkan pelajaran ini. Kami kelas dua sekarang.” Tanya menjelaskan. Lalu kami semua masuk dan duduk di ruang tamu. Terlihat rumahnya sangat rapih dan bersih, walaupun terlihat klasik. “Ada yang bisa kami bantu untuk merawat tanaman? Sebelumnya maaf, nama kakak siapa?” Tanya John. “Nama saya Paper anak dari pemilik rumah ini, kalian boleh memberikan pupuk hari ini di taman. Bolehkah saya tahu nama kalian?” tanya Paper. “Saya John, disebelah kiri saya Steiner dan Irvin, disebelah kanan saya Tanya. Baik kami akan mengerjakannya, bagaimana cara memberi pupuknya?” John bertanya kepada Paper. “Paper menjelaskan. “Lalu pupuknya kami ambil dimana?” Saya bertanya. “Di ladang ada kakak saya yang sedang memberi pupuk juga, silahkan minta kepadanya.” Paper menjelaskan. Akhirnya kami langsung ke ladang dan membantu kakaknya Paper memberikan pupuk ke tanaman ketnang, jagung, dan ubi. Karena banyak sekali, kami pun lelah dan beristirahat di rumah Paper sesudahnya. Kami diberikan masakkan yang sangat enak buatan Paper. “Silahkan dimakan, ini bentuk terima kasih dari saya.” Steak barbekyu dengan saus jamur yang masih segar dan jagung dan kentang hasil panen musim lalu yang porsinya sangat banyak membuat kami langsung melahap makanan yang enak ini. “Jamurnya enak sekali” Tanya memberikan komentar. “Itu dari petani sebelah, kami baru saja menukarnya dengan kentang dan jagung hasil panen musim lalu yang porsinya sangat banyak membuat kami langsung melahap makanan yang enak ini. “Jamurnya enak sekali” Tanya memberikan komentar. “Itu dari petani sebelah, kami baru saja menukarnya dengan kentang dan jagung hasil panen kami.” Paper menjelaskan. Paper tidak makan, dia hanya minum teh hangat dan melihat kami makan. Setelah selesai makan kami berterima kasih kepada Paper untuk makanannya yang sangat lezat. Kami tidak akan bosan membantu Paper dan keluarganya karena masakan sangatlah enak. Kami berpamitan dan langsung kembali ke asrama untuk memberikan laporan hasil kegiatan hari ini. Saat mengumpulkan laporan saya melihat perempuan yang cantik yang membuat hati saya berdebar-debar. “Steiner, kamu suka perempuan itu ?” Tanya memergoki saya yang sedang melihat kepada perempuan itu. “Hmm, biasa saja” Saya bingung harus jawab apa. “Irglova! Kenalkan teman baru saya, namanya Steiner!” “Hai Steiner! Kamu murid baru ya? Saya baru pertama kali melihatmu.” Irglova langsung menyapa saya dan saya pun langsung gugup “Hahaha, iya.. senang berkenalan denganmu Irglova!” Saya sangat senang karena dapat langsung berbicara dengan Irglova. “Terima kasih Tanya” dalam hati saya bergumam. Irglova adalah perempuan berambut panjang yang mungil tetapi sangat lucu. :Apakah kamu sudah ikut perkumpulan ekstrakulikuler?” Irglova bertanya. “Belum, saya belum tau apa saja perkumpulan yang ada.” Saya berpikir akan sangat bagus jika saya dan Irglova satu ekstrakulikuler. “Bagaimana dengan grup fotografi? Saya sangat menganjurkannya loh, karena grup ini sering berjalan-jalan mencari tempat-tempat yang bagus bagus untuk difoto.” Irglova tersenyum. “Boleh juga, tapi saya tidak mempunyai kamera proffesional seperti SLR, saya senang dan ingin bergabung sebenernya.” Kamu boleh pinjam kamera punyaku kok,yang penting daftar dulu di grup fotografi ya!” Irglova terlihat meyakinkan. Saya pun langsung setuju dan mendaftar, ternyata dia adalah sekertaris grup tersebut. “Aduhh, yang langsung akrab!” sindir Tanya. Saya langsung tertawa, karena senang. Irglova terlihat biasa saja, untung dia belum menyadari bahwa saya menyukainya. Setelah mengumpulkan laporan kami berpisah. “Traktir saya karena sudah memperkenalkan kamu dengan Irglova, Steiner!” Tanya tertawa licik. “Oke, akan saya traktir cemilan saja ya!” Saya tidak keberatan karena sudah dapat berkenalan dengan Irglova.

Beberapa hari kemudian disaat selesai kelas Irglova datang ke kelas untuk keperluan sesuatu dengan Tanya. Saya mengamati dari jauh, betapa lucunya Irglova. Tiba-tiba dia berjalan menghampiri sambil tersenyum. “Steiner, nanti malam kita akan berburu foto di pantai, kamu ikut ya?” Irglova sepertinya mengajak saya. “Baik sepertinya seru! Kita berkumpul dimana?” Saya menanggapi. “Di luar gerbang sekolah jam tujuh malam yah!” Irglova terlihat bersemangat. “Oke, sampai jumpa disana!” Saya, John, Irvin dan Tanya makan siang bersama seperti biasanya dan sorenya kami memutuskan untuk berenang, menyegarkan pikiran kami kembali. Saat berenang saya baru menyadari Kalau Irvin itu menyukai Tanya karena Irvin selalu berada di dekat Tanya dan selalu perhatian kepadanya. Saya dan John berenang serius ementara mereka sedang bercanda. “John, mari kita lihat siapa yang lebih cepat berenangnya!” Tantang saya. “Pasti saya lebih cepat!” John mengintimidasi. “Baik mari kita buktikan, gaya bebas!” Lanjut saya. “Baik! Mulai dari, tiga dua, satu.. Go!!” Saya dan John langsung meluncur, saya kerahkan tenaga semaksimal mungkin tetapi sepertinya John lebih cepat dari saya. Setelah sampai di ujung kolam saya berteriak “Sampai!” dan melihat John yang dengan santainya sudah berdiri lebih dahulu disebelah saya. “Sial, cepat sekali John!” Dia tertawa dan meninggalkan saya sambil berkata “Latihan lagi jika ingin mengalahkanku!” Berenang akhirnya selesai, saya langsung bersiap-siap untuk pergi bersama IRglova. Saya menggunakan Jaket, sepatu, celana panjang dan membawa senter. “Sudah jam 7!” saya melihat kearah jam. Saya langsung turun dan keluar dari sekolah, disana sudah terlihat sekumpulan orang membawa kamera. Saya mencari Irglova, lagi-lagi saya terpesona saat melihatnya, dia memakai jaket berbulu, topi dan membawa kamera yang cukup besar lensanya. “Hai Irglova! Apakah semua sudah siap?” Saya bertanya. “Belum semua datang, kita sedang menunggu dua orang lagi, lebih baik kita absen dahulu.” Akhirnya kita semua absen dan dua orang tadi pun sudah datang. Kami segera berangkat berjalan kaki menuju pantai. Dinginnya malan dan suasana yang gelap agak menyeramkan, sebenarnya saya takut tetapi saya bersikap berani karena Irglova disebelah saya. Cuaca terlihat cerah kami dapat melihat bintang dan bulan diperjalanan. “Sudah berapa lama kamu mengikuti kegiatan ini Irglova?” saya bertanya. “Sudah satu tahun.” Jawabnya. “Apa yang menarik dari kegiatan fotografi ini?” saya penasaran. “Nanti kamu akan tahu sesampai disana!” Jalan mulai menanjak dan sudah mulai terlihat hamparan rumput pendek yang dapat ditempati. “Kita berhenti disana kan? Tampaknya jalannya buntu.” Saya bertanya kepada Irglova. “Iya disana, tempat kita berburu foto malam ini.” Sesampainya disana saya cukup kaget karena tempat ini adalah tebing, saya ingat sebelumnya bahwa Irglova mengajak saya ke pantai bukan tebing, ternyata dibawah tebing ini suara ombak lautan terdengar menabrak tebing. Karena cahaya bulan, ombak terlihat dan laut memantulkan cahaya bulan dan bintang-bintang, sungguh indah. Terlihat di ujung kanan ada mercusuar dan di kejauhan terlihat perahu nelayan yang sedang menginap di lautan. Kami berkumpul dan Irglova memberikan pengumuman. “Kita sudah sampai disini, mari kita masing-masing ambil objek yang menari untuk di foto mulai sekarang!” Semuanya langsung mengambil posisi dan siap-siap memfoto objek favoritnya. Saya menunggu Irglova mengambil gambar karena saya tidak membawa kamera. Saya amati IRglova sedang fokus pada horizon di lautan, yang memantulkan cahaya bintang dan terlihat perahu juga disana. “Ckrek!” bunyi kamera Irglova, saya langsung menghampirinya dan melihat hasilnya di layar kamera. Sungguh indah, bintang-bintang dan bulan beserta pantulannya di lautan terlihat dengan jelas bertaburan. “Wah indah sekali” saya berkomentar dan Irglova hanya tersenyum. “Sekarang giliranmu Steiner” Irglova memberikan kameranya kepada saya. Saya ingin cukup memerhatikan mercusuar dari awal, maka dari itu saya langsung mengambil gambarnya “Ckrek!” Irglova langsung menghampiri saya dan melihat hasilnya. “Hahaha” dia tertawa karena melihat gambar yang saya ambil buram, dia lupa mengajarkan saya untuk memutar lensa agar fokusnya pas, saya jadi malu. “Putar lensanya secara perlahan sampai terlihat dengan jelas objek yang ingin kamu foto.” Irglova menjelaskan. Saya mencobanya, ternyata sulit juga fotografi itu. Saya fokuskan kepada mercusuar, kali ini perahu nelayan terlihat dengan jelas dan cahaya bulan tepat di atasnya. Saya fokuskan kepada objek-objek tersebut dan “Ckrek!” kamera berbunyi lagi dan Irglova menghampiri saya lagi. Kali ini dia terlihat mengamati gambar yang saya ambil. “Indah sekali, mercusuar, kapal, cahaya bulan dan bintang ada di gambar ini! Bolehkah saya nanti mencetaknya, saya akan taruh di kamar sebagai salah satu pajangan.” Irglova tampak senang. “Boleh sekali! Saya sangat senang jika kamu suka dengan foto ini Irglova! Ini berkat kamu mengajari saya fotografi.” Karena saya sangat senang, tidak sengaja saya memegang bahunya untuk beberapa saat. Saat saya menyadarinya saya langsung malu dan melihat ekspresi Irglova yang takutnya marah kepada saya. Tetapi Irglova hanya tersenyum saja yang membuat saya semakin bahagia. Tidak lama saya langsung lebih akrab lagi dengan Irglova, sepertinya dia mengetahui bahwa saya menyukainya. Karena saat pertama kali sampai sekarang saya memandangi dia dengan cara yang berbeda. Dan anehnya lagi Irglova menghabiskan waktunya di pantai lebih banyak dengan saya dibandingkan dengan anggota lainnya. Sepertinya kami mempunyai getaran-getaran saat bersama. Akhirnya kami semua pulang, saya dan Irglova tanpa disadari bergandengan tangan karena sudah larut malam. Dalam pkiran saya saya berkata “Saya tidak tahu mengapa saya tiba-tiba pindah ke kota kecil clare, tetapi banyak hal yang lebih menyenangkan dibandingkan saya tinggal di kota dublin, teman yang lebih akrab, alam yang indah, dan menemukan seseorang yang saya suka dan dapat menghabiskan waktu bersama-sama seperti saat ini. Seperti terjebak di surga!”

BAB 2: Keberangkatan

15 menit sebelum tim penyelamat berangkat, pesawat sudah siap diterbangkan, roket pendorong sudah diperiksa, para prajurit memasuki pesawat ulang alik terbaru yang bernama hyper space tersebut. Semua prajurit berdoa sebelum dan sesudah memasuki pesawat tersebut. Akhirnya dalam hitungan sebuluh pesawat akan terbang. “Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu, meluncur!” setelah hitungan mundur selesai, langsung terdengar gemuruh roket yang luar biasa ributnya. Asap, cahaya, api, dan bau gas sudah memenuhi landasan tersebut. Roket terbang tanpa kendala. Pak Josh mengamati dari laboratorium LPA. Di layar yang sanat besar terlihat pesawat tersebut meninggalkan bumi. Jejak asap mengikuti roket tersebut, terlihat mengagumkan melihat pesawat hyper space akhirnya menjalankan misi yang penting. Pesawat hyperspace memang diciptakan LPA untuk menjelajah luar angkasa dengan cepat, dan menempuh jarak yang jauh karena bentuknya yang segitiga (aerodinamis) dan roketnya yang hemat bahan bakar. Di dalam pesawat hperspace sekarang sudah memuat perlengkapan yang akan digunakan untuk menyelamatkan Frei. Andre sebagai kapten navigasi pesawat hyperspace “Prajurit, kita sudah melewati bumi, pesawat ini akan langsung menuju Mars, sekitar 21 hari lagi hingga sampai disana kita harus menghemat energi dan tetap berdoa.” “Baik kapten!” sahut prajurit lainnya. Di Mars sendiri, Guelami sedang berusaha mencari Frei, dia hanya berdua dengan Ryan yang bertugas sebagai ilmuwan bebatuan antariksa. “Ryan! Bagaimana caranya kita dapat turun ke gua tersebut?” Ryan sedang meneliti di lokasi jatuhnya Frei dengan komputer tabletnya “ Saya perkirakan dengan alat sonar yang saya gunakan lobang ini memiliki kedalaman 55 meter meluncur dan terlihat licin dan lobang ini berakhir kira-kira lebih dari 30Km. Polanya yag seperti ventilasi sangat berbahaya jika kita coba paksakan turun tanpa alat-alat yang mendukung, kita bisa tersesat atau mengalami kesusahan untuk naik ke permukaan lagi. Mungkin sekarang Frei sedang mencari-cari jalan keluar kembali ke daratan, mudah-mudahan Ia menemukannya.“ Ryan telah menjelaskan bahwa tidak mudah untuk menyelamatkan Frei, maka dari itu mereka tetap berusaha mencari solusi dan menunggu bantuan dari LPA datang. Frei tidak bisa naik lagi karena dengan baju astronotnya Ia keberatan untuk memanjat tebing yang meluncur. Frei melihat bahwa lobang ini seperti ventilasi mungkin ada yang dapat dilaluinya untuk sampai ke permukaan. Rei mencoba berkomunikasi dengan Guelami dan Ryan via gelombang radionya” Guelami! Ryan bisakah kalian mendengarku? Jawablah!” tetapi tidak ada jawabannya. “Yasudah, saya akan mencoba menyusuri terowongan ini, semoga saja memilih jalan yang benar!” Frei mengatakannya dengan ragu, tetapi dia terus berjalan pelan-pelan mencari jalan yang menuju permukaan tetapi belum ditemukannya.

Dua Hari telah berlalu. Frei terus berjalan pelan-pelan karena tidak ingin kehabisan energi. Sebenearnya Frei sudah sangat lelah tapi keinginanya untuk berjalan tidak bisa dihentikan. Guelami dan ryan terus meneliti keberadaan Frei dan memberikan informasinya kepada kapten Andre. Sudah tiga hari tim penyelamat lepas landas dari bumi, tinggal 19 hari lagi mereka akan sampai ke mars. “Kita mendapat situasi, prajurit !” Kapten Andre menjelaskan, “Frei terjebak dan terus menelusuri permukaan bawah Mars, komunikasi terputus jadi teman bertugas Frei, Guelami tidak bisa menghentikannya, situasi bertambah buruk karena setelah diteliti lobang yang menghubungkan ke bawah permukaan Mars hanya muat untuk satu orang saja! Jadi kita akan turun satu per satu.” Para prajurit terlihat tidak senang dengan situasi yang sulit ini.

Di hari keempat tenaga Frei sudah mulai habis dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, senter LED yang digunakannya pun mengindikasikan sudah mulai habis. “Sial!” Frei melihat senter LEDnya “Senter ini tinggal 40% lagi, saya harus cepat menemukan jalan keluar atau saya akan terjebak disini selamanya!” Tetapi lorong yang mirip ventilasi tersebut hanya terus menurun tidak mendaki, Frei menyadari bahwa ia akan terjebak di bawah permukaan mars jika begini terus. Guelami dan Ryan mendeteksi bahwa sinyal Frei sudah mulai lemah. Pantauan di radar Guelami dan Ryan, Frei sedang menyusuri ke arah jalan buntu di permukaan bawah tersebut. 17 hari lagi bantuan datang. Di akhir hari kelima Frei terus berjalan “Sial, dimana akhirnya jalan ini?” Tidak lama kemudian.. “Waaaaaaah, Tidaaaaaaak!” Frei terjatuh lagi ke dataran yang lebih dalam dibawah permukaan Mars. Untungnya dia hanya jatuh 2M tingginya! “Aduuuh, sakit sekali, untung saja gravitasi Mars tidak sekuat gravitasi bumi. Tempat apa ini?” Ia melihat ke atas bebatuan crystal menerangi dan terlihat dataran memiliki tanah yang lembab” Woow, ada lumpur, ternyata saya jatuh di atas permukaan lumpur, menyedihkan sekali, baju astronot ini menjadi kotor..” Frei semakin kaget melihat ada aliran air tak jauh dari tempat dia terjatuh. “Apakah itu?? Air?? Ini Keajaiban! Sungai seperti di Bumi! Lebih indah dari di bumi!” Di sekitar tempat jatuh dia melihat tugu dua batu yang sangat besar, terlihat seperti buatan manusia, tetapi belum terlihat ada makhluk hidup lain. Frei melihat indikator temperatur 15 C, cukup dingin dibandingkan temperatur Bandung yang hanya 21 C lalu dia mengecek indikator racun udara di tangannya. Indikator racun di udaranya menunjukan 0%. “ Sungguh mengagumkan! Sepertinya helm astronot bisa dibuka disini” Frei sudah kehausan setengah mati dan akhirnya mengecek kandungan aliran air tersebut dengan alat pengukur lingkungan di tangannya. Frei membuka helm astronotnya dan merasakan kesegaran udara gua tersebut yang luar biasa lalu menempelkan ke aliran air tersebut. Lagi-lagi hal yang menakjubkan terjadi “Luar biasa, Puji Tuhan, aliran air ini adalah murni H2O tanpa racun saya bisa meminumnya!” Frei lalu meminumnya dan merasakan seperti segarnya air di pegunungan di Puncak. Dia mengambil sakunya dan mengambil kotak pil suplai makanan yang telah dikompresi menjadi pil, dengan memakan ini Frei tidak akan lapar selama satu minggu karena gizi dan kalori yang sangat tinggi dan dicerna oleh pencernaan secara pelan-pelan. “Okay, saya rasa saya cukup aman tinggal disini untuk sementara.” Dengan suplai air dan oksigen saya lumayan tenang, masih bisa bertahan sekitar dua minggu lagi disini, mungkin memang ini takdirku untuk berakhir di tempat indah seperti ini, jika tidak menemukan sumber makanan lagi!” seminggu telah berlalu dan Frei tetap senang di sekitar tugu tersebut. Guelami dan Ryan tetap cemas, dan terkadang terpikir bahwa Frei mungkin tidak akan selamat. 10 hari lagi bantuan datang. Kapten Andre ingin cepat-cepat sampai di Mars, kapten ingin segera pulang ke bumi. Terlihat dalam komputer tablet Ryan, sinyal Frei yang samar-samar menetap di suatu tempat. Sudah satu minggu Frei di tempat yang seperti taman ini, lama-lama ia bosan, tetapi ia tahu bahwa ada yang akan menyelamatkannya, maka dari itu terkadang Frei berjalan-jalan di sekitar tempat tersebut untuk menunggu tim penyelamat. Frei mengerti jika ada satu orang astronot terjebak dalam misi eksplorasi, pasti akan dikirimkan bantuan oleh LPA, Frei memakan pil suplai makananya lagi. “Ini yang terakhir saya harap dalam tujuh hari lagi mereka akan menemukanku, atau saya akan mati kelaparan!” Menunggu 7 hari lagi serasa sangat membosankan bagi Frei, dia tidak dapat berbuat banyak. Dia mencoba tetap bertahan untuk satu minggu lagi. Satu minggu lainnya sudah dilewati, 3 hari lagi tim penyelamat akan tiba, dan Frei sudah sangat kelaparan, dia tidak bisa bertahan. Akhirnya Frei memutuskan untuk mengikuti sungai di sebelahnya itu dan berharap menemukan makanan. “Sepertinya lebih baik jika saya ikuti saja sungai ini..” Setelah dia berjalan 1 km menyusuri searah aliran sungai, Frei melihat sebuah pohon yang berbuah. Frei sangat kaget.. Pohon yang ditemukannya ini sangat mirip dengan pohon-pohon di bumi dan melihat buahnya bundar dan berwarna kecoklatan. Frei memberanikan diri nekat untuk mencobanya, “semoga saya tidak mati dengan memakan buah ini, tetapi jika saya mati tidak ada ruginya karena saya tidak akan mati kelaparan..” Setelah Frei mengupas buahnya “Loh, ini sih buah jeruk?! Coba dimakan ah… Rasanya.. Lumayan juga tapi sedikit pahit.” Frei memakan satu buah dan meminum air sungai setelah selang beberapa jam dia tidak merasa keracunan, dia memakan lagi dan lagi hingga akhirnya.. “Mengapa perut ini sakit?? Jangan-jangan buah ini beracun!? Tidak.. Perutku sakit sekali! Sepertinya saya harus mencari tempat buang air!” Ternyata Frei sakit perut karena memakan buah jeruk terlalu banyak.. “Fiuh lega…Walaupun saya memakan jeruk cukup banyak saya belum kenyang. Saya akan mencari lagi pohon buah, sepertinya saya akan menemukannya lagi!” Pikir Frei optimis, Frei melanjutkan pencarian makanannya.. Sudah 2 km Frei berjalan mengikuti aliran sungai ia belum menemukannya. Lalu Frei berpikir, “Mungkin di sungai ini ada ikannya!” Frei mengambil bebatuan panjang dan lancip di sekitarnya. Di sekitarnya, terdapat banyak sekali bebatuan dan tanah yang berlumpur. “Saya akan mencoba mencarinya di sekitar sini, mudah-mudahan ada ikannya.” Setelah berjam-jam mencoba Frei tidak mendapatkan ikan, yang terjadi pakaian astronot Frei basah kuyup.” Mungkin memang di sungai ini tidak ada ikannya ya.. Aneh sekali..” Frei beristirahat, lelah setelah usahanya mencari makanan tidak terlalu sukses.. Frei lemas dan akhirnya tertidur. 2 hari sebelum tim penyelamat tiba di Mars, Guelami melihat komputer tabletnya dan berbicara kepada Ryan “Sial, Sinyal Frei sudah hilang dari pantauan GPS ini!” Ryan pun menanggapi “Mungkin Frei menemukan jalan dan terus berjalan.” Ryan mencoba menenangkan situasi. Guelami dan Ryan belum tahu ada tempat yang mendukung kehidupan tepat di bawah kakinya. Letak Guelami dan Ryan 2 km di atas permukaan yang sedang dijelajahi oleh Frei. Kapten Andre semakin tegang karena melihat indikator tujuannya semakin dekat, Mars sudah terlihat dengan jelas, yang harus dilakukan adalah mengitari dan berhenti tepat dimana Guelami, Ryan, dan Frei yang hilang berada.” Tim, kita semakin dekat dengan mars, 48 jam lagi kita akan mendarat, jangan lengah pantau radar pesawat hyperspace ini” karena radar dan sistem pantau di pesawat hyperspace banyak. Tim penyelamat tidak ada yang menganggur, semua memantau sistem. Setelah memantau beberapa saat “Semuanya normal kapten!” Salah seorang prajurit melaporkan situasinya.. “Terus pantau Tim” Kapten Andre menegaskan. “Lalu kapten berpikir melihat planet Mars yang besar ini “Saya pikir jika LPA jadi membuat kompleks di Mars kehidupan manusia tidak akan kekurangan lahan.” LPA memang telah memikirkan bagaimana caranya agar di Mars dapat ditinggali oleh manusia walaupun hanya untuk tempat wisata. LPA sedang merencanakan membangun kompleks di atas permukaan planet Mars. Pak Josh sedang meneliti ulang rancangan komplek yang akan dibangun di Mars “Saya rasa sudah cukup begini desainnya, memang pemikiran anak-anak muda yang kreatif adalah aset bangsa dan negara.. Setelah misi penyelamatan berhasil saya akan mengirimkan pesawat hypercruiser untuk membawa material dan membangun di tempat yang datarannya kuat, musibah yang dialami Frei menyadarkan saya bahwa ada beberapa sektor di Mars yang berbahaya. Saya akan membicarakannya lagi nanti dengan kepala pelaksanaan proyek pembangunan, Pranata.” Pak Pranata sedang mendesain detail kompleks yang akan dibangun “Kompleks ini akan dinamakan kompleks LPA iMars. Saya akan membuat struktur baja dan kaca yang tebal dan kokoh untuk melindungi kompleks ini dan dapat mengatur cahaya juga oksigen yang disuplai dari generator oksigen dan generator pengurai karbon dioksida dengan seefektif mungkin. Fitur pengolahan air juga sudah selesai di desain. Yang membingungkan adalah membawa tanah dari bumi untuk di kompleks tersebut, karena tanaman dan ladang membutuhkan tanah bumi.” Pak Pranata langsung mengirimkan desainnya yang terbaru ke email Pak Josh. Setelah Pak Josh menerimanya, ia sangat senang dengan penyempurnaan desainnya.

Frei terbangun dan ia merasa semakin lapar, tanpa berpikir panjang ia melanjutkan mengikuti sungai. Tak lama kemudian ia melihat lembah dimana ia melihat suatu keajaiban lagi. “Rumah-rumah, ladang? Taman? Siapakah penghuninya?!” Frei melihat itu adalah manusia dari bumi dari kejauhan.. dan kelihatannya mereka adalah orang-orang Jepang dari wajahnya.. Dilihat dari rumahnya yang hanya ada 7 saja, Frei memperkirakan jumlah populasi di tempat itu sekitar 7 keluarga saja. Dengan memberanikan diri Frei mendatangi pemukiman tersebut, terlihat di taman ada seorang perempuan yang sedang menulis. Frei langsung bersiap-siap berbincang dengan perempuan tersebut. Frei terus mendekat, setelah kira-kira jarak Frei dengan perempuan itu sekitar 10 meter. Perempuan tersebut menyadari kehadiran Frei dan bingung karena tidak mengenali wajah Frei dan segera menjauh darinya, berlari dan terdengar berteriak mengenai sesuatu untuk memberi tahu orang-orang di pemukiman tersebut. Beberapa keluarga keluar dari rumahnya dan langsung siap-siap menyerang Frei. Perempuan tersebut datang kembali dengan seorang laki-laki yang sudah tua, lelaki itu dengan tenang berjalan mendekati frei, Dia sepertinya tahu Frei adalah astronot dari pakaian yang digunakan oleh Frei. Lelaki tersebut bertanya dalam bahasa Inggris “Siapa anda, orang asing?” Dengan nada pelan Frei menjawab juga dengan bahasa Inggris “Saya Frei dari LPA Indonesia, saya tersesat.. Dan siapa anda ?” Lelaki itu menjawab “Saya Saiko dari Penelitian Antariksa Jepang, (PAJ), saya juga tersesat, dapatkah kamu jelaskan bagaimana kamu bisa sampai disini?” Frei mengangguk dan mulai bercerita di taman tersebut dengan Saiko.

Saiko tersenyum-senyum mendengar cerita Frei, Di dalam hatinya Saiko berkata “Saya ingat penderitaan saya, saya terperosok ke dalam tempat ini, tetapi ternyata masih ada yang lebih menderita dari saya, terperosok sendirian”. Setelah mengobrol Saiko mengucapkan “Mohon maaf! Saya tadinya akan menyerangmu untung saja saya mengenali baju astronotmu.” “Tidak apa-apa, maaf saya mengagetkan anda..”

“Apakah kamu menyukai Jepang Frei?” “Ya, saya pikir, saya suka manga, anime dan musiknya” “Hahahaha, sangat klasik. Semua juga suka anime dan manga” “Hehe, Saya suka orang-orang jepang juga..” “Hmm, dari segi apa?” “Orang Jepang itu baik, dan bijaksana.” “Oh begitu… tetapi tidak semua orang di jepang seperti itu Frei..” “Ya saya tahu Pak Saiko” “Saya menyesalkan tim pencarian dari PAJ menghentikan untuk mencari kami..” “Saya mengerti Pak Saiko, saya turut prihatin..” “Tidak apa Frei, itu hanya ingatan masa lalu saja, mohon maaf membuatmu khawatir..” Setelah Saiko bercerita mengenai perasaannya terjebak di tempat ini kepada Frei, Frei mengerti bahwa Saiko ingin pulang ke bumi. Dan Frei berharap mereka bisa kembali lagi ke bumi. Saiko bertanya “Frei, apakah kamu ingin tinggal di sekitar sini?” “Tentu Pak Saiko, saya menyukainya..” “Jadi, kamu harus buat tenda di sekitar sini, saya punya tendanya.” “Baik, terima kasih Pak Saiko, saya akan menggunakan tendanya dan saya ingin mendirikan rumah juga di sekitar sini nantinya.” “Baguslah Frei. Tunggu sebentar disini.” “Terima kasih Pak Saiko” Lalu saiko mengambil satu diantara tenda-tenda yang dimilikinya. Ia membuatnya untuk tim PAJ yang terperosok, sedangkan teman-teman timnya mencari makanan untuk mereka makan bersama saat itu, mereka berjuang keras untuk tetap bertahan hidup di tempat ini. Lalu dibawanya tenda tersebut ke taman, Frei terlihat sedang berpikir sambil menunggu. “Ini tendanya, silahkan pasang..” “Baik Pak Saiko, terima kasih.” Langsung Frei mencari tempat untuk membuat tendanya, dan akhirnya didirikan di dekat taman tersebut. “Saya akan meninggalkanmu, Saya akan pergi memancing.” Saiko menjelaskan. Saiko melihat Frei orang yang cekatan, dia dirikan tendanya dengan sangat cepat. “Saya juga mau ikut memancing Pak Saiko.” “Baik, kita pergi ke selatan.” “Dimana utaranya?” Tanya Frei. “Utaranya itu terletak pada patung di tempat kamu terjatuh Frei.” “Jadi patung yang di dekat tempat saya terjatuh itu simbol dari utara?” “Betul Frei, patung dengan dua pilar itu utara, dan satu lagi dengan satu pilar itu selatan. Pilar selatan terletak ke arah pemukiman dari pilar utara.” Tempat sungai yang bisa dipancing itu harus ke arah selatan dahulu lalu ke arah timurnya. Mereka akan menemukan tugu untuk tanda selatan. Saiko menyuruh Frei mengambil batang pohon di Timur tempat tinggal, disana terdapat hutan buah-buahan yang dipelihara dan diperbanyak oleh tim Saiko. Lalu benangnya Frei dapat dari bekas peralatan mengikat ransel milik Saiko.

“Baik kita siap” Saiko bersemangat, “Ayo berangkat!” Frei menjawabnya.. Mereka berjalan menuju tugu selatan, cukup jauh. Di perjalanan mereka mengobrol mengenai negara, hobi, dan cita-cita. Cita-cita negara Saiko dan Frei sama yaitu bisa membuat suatu tempat yang mendukung kehidupan di dataran Mars. Tapi pihak PAJ sedang menunda rencana pembangunan kompleks di Mars, karena PAJ sedang membangun kompleks di bulan selama 19 tahun sejak kejadian Timnya Saiko terperosok di Mars. Tadinya pihak PAJ dalam bidang penelitian ingin membangun di atas permukaan mars karena di bulan sudah ada kompleks milik NAS yang berpopulasi hampir 1000 orang sampai saat ini. Untungnya NAS malah sangat mendukung pihak PAJ untuk membangun kompleks di Mars juga. Akhirnya kompleks PAJ di bulan saat ini sudah ada 400 lebih populasi yang menempatinya, kompleksnya lebih luas dibandingkan yang dibuat oleh NAS. NAS adalah badan antariksa terbesar dari Amerika.

Frei sampai di tugu selatan, ia melihat tugunya, dan mengerti bahwa navigasi di dataran ini juga sangat penting jika tidak ingin tersesat. Mereka melanjutkan ke arah timur untuk mengunjungi sungai yang banyak ikannya. Saat di perjalanan menuju kesana ada perkataan yang teringat terus oleh Frei bahwa Saiko ingin mengunjungi kompleks PAJ di bulan dan kembali ke bumi. Dan Frei pun sedih mengingat Bumi yang sudah lama ditinggalkan oleh Frei. Akhirnya mereka sampai ke tujuan, sesampainya disana terlihat mereka berdua sangat senang. “Mari memancing Frei!” kata Saiko “ Siap!” Sambut Frei, pertama Saiko duluan yang melemparkan pancingannya ke sungai itu saiko menggunakan potongan buah Apel yang ia ambil di hutan buah belakang pemukiman, buah Apel itu tentu saja berbeda dengan yang ada di Bumi. Warnanya coklat luarnya dan kuning dalamnya. Lalu Frei juga mengikut Saiko. Ia melempar pancingannya dengan umpan yang sama, Frei meminta umpannya kepada Saiko karena tidak sempat memikirkan untuk menyiapkannya. Tidak lama kemudian pancingan Frei disahut sesuatu, Frei kaget dan senang. Karena kebingungan pancingan itu diserahkan ke Saiko, lalu saiko memegang alat pancing tersebut lalu berlari. Memang itulah cara memancing dengan pancingan sederhana buatan Saiko. Akhirnya sesuatu terlihat meloncat dari air, ikan berwarna hitam lalu setelah sampai ke tepi Saiko terlihat kurang gembira “Ikan ini tidak dapat kita makan! Ikan ini mengandung racun, lebih baik kita kembalikan saja ke air..” “Sial, Saya pikir ikan ini bisa dimakan! Beruntung saya tidak memancing sendiri saya pasti akan mati jika memakan ikan ini” “Hahaha, ikan yang tadi tidak seberbahaya kamu pikirkan, jika kamu memakan ikan yang tadi maka kamu akan gatal-gatal dan pusing” “Apakah kamu pernah memakannya?” “iya pernah” Saiko tersenyum dan Frei tertawa.. Lalu mereka melanjutkan memancing sampai mendapatkan lebih dari 10 ikan. Mereka kembali ke desa, Frei yang memanggul ikannya, ia senang membayangkan masakan yang enak, ia membayangkan saat di Bumi, saat Frei memakan Ikan Gurame asam manis. Terasa sangat nikmat. Frei menjadi merasa lapar dan ingin cepat sampai. Frei menanyakan pada Saiko “Apakah ada binatang-binatang lain di dataran ini?” Saya pikir tidak ada binatang-binatang lain disini hanya ikan..” “Fiuh, untung bagi kita, saya takut jika ada predator di dataran ini..” “Saya harap juga begitu, saya tidak 100% yakin.”

Sejak pembicaraan tentang binatang buas, Frei tidak tenang berjalan menuju pemukiman. Dia takut jika tiba-tiba ada binatang buas muncul. Tidak lama kemudian Frei berteriak “Wow, apa itu?!” “Dimana Frei?” Saiko bingung. “Wow sepertinya itu kelelawar!” kata Saiko lagi melihat kelelawar yang lumayan besar. Memang gua identik sekali dengan kelelawar, tapi kelelawar ini besar. “Saya pikir kelelawar itu dari hutan jauh dari selatan, kita belum menjelajah semua dataran ini.” “Baik, kita berdoa dan jalan lebih cepat.” Kata Frei. Saiko setuju. Perjalanan menuju pemukiman jadi tidak menyenangkan malah menegangkan. Frei memegang alat pancingnya erat-erat, siapa tahu tiba-tiba kelelawar menyerang, dia bisa memukulnya. Perjalanan yang cukup lama itu teralsa lebih lama.

Frei dan Saiko sampai ke tugu selatan. Lalu Saiko menunjuk ke arah selatan dari tugu tersebut. “Mungkin kelelawarnya dari sana, disana letaknya hutan selatan. Masih jauh jaraknya dari sini.” Frei mengangguk dan terlihat pucat di bayangkannya banyak binatang buas di hutan selatan itu. Frei menyarankan agar mereka langsung melanjutkan perjalanan, ia sudah merasa lelah begitu juga Saiko kelihatannya. Frei melihat jam tangannya yang masih dalam waktu GMT+8 sudah menunjukkan jam 6 sore. Ia perkirakan jam setengah 8 sudah bisa sampai ke pemukiman lagi. Di perjalanan mereka tetap berhati-hati, karena takut akan kelelawar besar. Lalu setelah berjalan sekitar 1,5 jam mereka belum sampai juga tetapi sudah dekat. Akhirnya mereka sampai setengah jam lebih lambat dari perkiraan Frei. Warga PAJ di pemukiman tersebut langsung menyambutnya. Miho adalah anaknya Saiko, dia adalah orang pertama yang melihat kedatangan Frei ke pemukiman mereka, sebenarnya Miho masih takut terhadap Frei tetapi melihat Frei sangat akrab dengan bapaknya, Miho mulai tidak takut. “Bisa saya bantu Frei?” “Tidak terima kasih, saya mau mandi dulu.” Lalu Saiko menyuruh Miho untuk memasak setengah dari tangkapannya untuk mengadakan pesta sambutan untuk Frei. “Miho, kita akan mengadakan pesta sambutan untuk Frei, kamu masak ikan ini dengan cara yang sudah Ibu ajarkan, dan minta bantuannya jika kamu mengalami kesulitan, kita akan mengundang seluruh tetangga.” “Baik Ayah!” Saiko memang orang yang baik dan perhatian terhadap lingkungannya, Frei tidak mengetahui bahwa akan ada pesta sambutan yang dilakukan untuk dirinya. Frei mandi cukup lama, dan proses memasak ikan yang dilakukan Miho dan Ibunya cukup cepat, di ruang keluarga rumah Saiko sudah disiapkan tempat bagi semuanya, dan di tengah ruangan sudah ada masakan yang sudah matang. Saiko memanggil tetangga-tetangganya untuk datang ke rumahnya, lalu semuanya pun berkumpul di rumah Saiko. Frei sudah mandi dan sangat mengantuk lalu Ia melihat dan heran semuanya berkumpul di rumah Saiko. Frei mengetuk rumah Saiko. Saiko berkata “Hei Frei, pesta akan dimulai!” “Wah, saya tidak menduga ini, keren!” Kata Frei “ Yeaah!” kata para peserta pesta. Saiko menyambut Frei. “Selamat datang, sekarang mari kita makan bersama.” “Baik, saya sangat senang, terima kasih Saiko” Frei sangat senang, perasaan Frei bertambah senang saat melihat sudah berkumpul semua penghuni pemukiman disitu. Terlihat sempit tapi menyenangkan. “Silahkan duduk Frei.” Kata saiko, lalu Frei duduk kebetulan disebelah Miho, karena Frei dan Miho terlihat tidak terlalu berbeda umurnya mereka terlihat serasi. Miho memerah pipinya karena kedatangan Frei, karena tidak ada orang yang seumuran Miho di pemukiman tersebut, rata-rata sudah tua. Mereka memulai pestanya dengan menyantap ikan yang besar-besar tersebut, Frei merasa senang bisa memakan ikan tangkapannya. Semua kebagian ikannya, dan mereka semua kenyang.

Setelah makan-makan selesai dimulailah perbincangan mengenai berbagai macam ilmu, Miho merasa sangat penasaran dengan keadaan Bumi, karena Ia dilahirkan di pemukiman ini, Ibu dan Bapak Miho adalah astronot di Tim yang sama sejak 22 tahun yang lalu mereka sudah berpacaran dan memutuskan menikah di pemukiman ini setelah mereka terjebak 19 tahun yang lalu. Miho sekarang berumur 18 tahun tidak jauh dengan umur Frei yang baru saja 20 tahun. Frei adalah astronot muda yang berprestasi. Miho sangat senang dengan perbincangan sepanjang pesta itu, Miho mendapat banyak gambaran mengenai kehidupan di Indonesia dan kegiatan sekolah astronot pada jaman sekarang. Tentu saja Miho hanya ingin menjadi astronot seperti Ibu dan Bapaknya dan setelah bertemu Frei keinginan Miho untuk menjadi astronot semakin kuat, Ia ingin ke bumi dan menjelajah planet lainnya. Pesta selesai, mereka semua kenyang dan mengantuk, semuanya mulai berpamitan kepada Saiko dan juga berterima kasih kepadanya telah mengadakan pesta yang menyenangkan. Frei pun berpamitan dan langsung menuju tendanya di dekat taman, Frei senang bertemu dengan Miho, Miho adalah gadis yang cantik dan baik hati. Sesampainya di tenda Frei langsung tidur.

Keesokan harinya (1 hari) menjelang pendaratan di Mars Kapten Andre semakin mendekat dengan Mars dan mulai menghubungi Guelami dan Ryan lagi, Guelami mengirimkan koordinat mereka berdua kepada Kapten, tak lama kemudian koordinat tersebut diterima di hyperspace, kapten Andre langsung memerintah “Tim, kita akan mendarat di koordinat ini, harap membuat rute dan mengecek daratan yang bisa dipakai mendarat.” “ Siap kapten, laksanakan.” Semua mengecek tujuan mendaratnya. “Kapten, terlihat banyak lubang dari satelit Mars, jadi kita harus sedikit menjauh dari koordinat, sekitar 3km.” “Baik, laksanakan! “ Kapten memberitahu kondisinya kepada Guelami dan Ia setuju dengan keputusan Kapten. Guelami juga sudah mulai resah, karena persediaan makanan, minuman dan oksigen sudah mulai menipis. Ryan terus mempelajari permukaan Mars dan tetap mencari daratan yang bisa dijadikan kompleks oleh LPA dengan computer tabletnya. Sedangkan Guelami tetap mengkhawatirkan sahabatnya Frei. Dia terkadang berpikir bahwa Frei mungkin tidak akan selamat. Tetapi di sisi lain Guelami juga berpikir bahwa Frei itu tangguh dan akan menemukan cara bertahan hidup.

Frei bangun dan mulai mencari kayu-kayu di hutan dekat pemukiman untuk dijadikan bahan bakar memasak. Hutan itu tidak terlalu menyeramkan. Frei senang untuk kembali lagi ke hutan itu sambil mengambil buah-buahan dan sayur-sayuran secukupnya. Frei juga menebang pohon kecil sesuai instruksi Saiko agar dapat membuat rumah sendiri. Kayu-kayu bakar tersebut di serahkan kepada penduduk pemukiman tersebut sementara sebagian penduduk yang lain juga mengumpulkan batu Kristal untuk menyalakan api dan ada juga yang pergi memancing mereka semua melakukan barter jika membutuhkan sesuatu dengan menukarkan hasil pencarian mereka. Frei terpikir untuk membuat pemukiman ini menjadi besar, memiliki hunter (pemburu), dokter, dan petani. Frei mencoba membuat senjata dari kayu yang dikumpulkannya dengan batu Kristal yang didapatkan dari penduduk. Frei membuat desainnya di PDA. Frei lalu membuat desain no. 1 dengan konsep pisau berburu. Bertujuan untuk membuat para penduduk di pemukiman bisa melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas yang belum diketahui, terutama kelelawar besar yang sudah pernah dilihat oleh Frei. Senjata no. 1 selesai dibuat dengan memakan waktu cukup lama, karena sudah susah ternyata membuat senjata itu. Setelah senjata no. 1 sudah selesai dirakit, Frei mendatangi Saiko. Frei mengetuk pintu rumah saiko.. “Tok-Tok!” “Siapa disana?” Saiko berjalan menuju pintu. “Saya Frei..” pintu terbuka, lalu Frei bercerita “Hei, saya ingin memberikan ini, ini adalah pisau yang dibuat oleh saya, ini untuk mereka yang pergi memancing, untuk mengantisipasi jika bertemu dengan kelelawar yang besar!” Saiko terkejut “ Wah, saya pikir, bagus sekali!” Saiko menyimpan pisau tersebut. “Pedang ini harus digunakan bergantian karena hanya ada satu.” Dia berkata di dalam hati. “Sejak 19 tahun kami disini kami belum berpikir mengenai membuat senjata, terima kasih Frei.” “Tidak masalah, saya akan membuat model lainnya juga untuk tujuan yang lainnya.” Setelah itu Frei kembali ke tendanya dan mulai merancang rumah yang akan dibangunnya di PDA “mungkin sesederhana ini saja” Frei memulai menumpuk kayu yang ia bawa setelah semua kayu yang ada tertumpuk, itu baru sebagian kecil dari tampak depan rumah yang diinginkan oleh Frei. Karena capek, Frei mandi lalu makan dan akhirnya tidur. Tiba-tiba terdengar kegaduhan di pemukiman tersebut, Frei kaget dan keluar dari tendanya melihat orang-orang sedang berkumpul mengelilingi kelelawar besar yang sudah mati. Frei lalu mendatangi kerumunan tersebut dan bertanya pada Saiko, ada apa sebenarnya. Saiko menjelaskan bahwa para pemancing hari ini diserang oleh kelelawar besar ini saat di perjalanan untungnya mereka membawa pisau buatan Frei dan bisa melawan kelelawar tersebut.” Mereka beruntung sekali” kata Saiko. Lalu Saiko bertanya pada pemukim yang lain “Mau diapakan kelelawar ini?” Seseorang menjawab “Bagaimana kalau kita makan?” ada juga yang ingin menelitinya. Lalu semua sepakat untuk menelitinya terlebih dahulu lalu memakannya untuk yang mau. Frei dan Saiko tidak ingin memakannya karena terlihat menjijikan. Setelah diteliti ternyata sama saja seperti kelelawar di bumi hanya lebih besar, dilihat dari isi perutnya ada sisa biji-bijian yang menjelaskan bahwa kelelawar ini adalah pemakan buah-buahan. Mungkin mereka tertarik melihat gerak manusia dan mulai menyerang. Warga pemukiman pun langsung membakar kelelawar tersebut setelah diteliti dan ada beberapa yang memakannya. Dagingnya keras, lebih keras dari daging bebek kata mereka yang memakannya. Setelah kejadian penyerangan Saiko meminta Frei membuat pisau No.1 lagi sebanyak dua atau tiga buah. “Maksud saya menyuruhmu untuk membuat pisau lagi untuk meningkatkan keselamatan teman-teman kita” kata Saiko. “Baik, saya akan mencoba membuat lagi senajata No. 1” Frei langsung menuju tendanya, mengambil sisa Kristal dan kayu dan merakitnya lagi menjadi pisau No. 1 butuh beberapa waktu untuk menyelesaikan senjata itu.

5 Jam sebelum tim penyelamat yang dipimpin kapten Andre sampai di Mars. “Siap-siap mendarat tim, cek tekanan oli, tenkanan udara, kecepatan, dan arah kita akan mendarat.” Kapten menyuruh bagian komunikasi juga untuk menghubungi guelami. “Sudah terhubung kapten!” “Baik, apakah koordinat X4,247,9Y,11301 aman untuk dipakai mendarat oleh hyperspace? “Tanya kapten kepada Guilami “Sebentar kapten… setelah saya cek, betul itu memang koordinat yang saya dan Ryan sarankan.” “Bisakah anda mensurveinya sekarang? Karena kurang dari 5 jam lagi kami akan mendarat.” “Baik, kami akan mensurveinya sekarang” Guelami dan Ryan langsung bergegas mengendarai spacecar ke koordinat yang disarankan oleh mereka. Dalam 10 menit Ryan dan Guelami sampai ke lokasi dan langsung memfoto dan berkeliling di sekitar tempat yang akan dipakai mendarat itu. Mereka sangat teliti untuk menghindari kesalahan seperti saat Frei terperosok.

4 Jam sebelum hyperspace mendarat.

“Setelah kami survey, koordinat X4,247,9Y,11301 layak untuk dipakai mendarat kapten. Kami akan menjemput anda saat pendaratan.” Kapten Andre sedang sibuk memerhatikan foto landasan yang dikirim oleh Ryan dan Guelami. “Hmm, baik terima kasih..”

1 Jam sebelum mendarat

“Kapten, pesawat hyperspace sudah mulai terlihat dari sini” Ryan dan Guelami menatap hyperspace yang terlihat kecil itu.”Kami akan mendarat kurang dari 1 jam lagi” Kapten sedang tidak sempat mengobrol, dia terfokus pada layar yang menunjukan statistic dari keseluruhan pesawat, masih terlihat normal tetapi jet utama tidak stabil tolong cek secara manual kebelakang, lalu persiapkan jet untuk mode mendarat .” Para mekanik mengecek dan merubah untuk mode mendarat, jet utama semakin tidak stabil ketika dirubah ke mode mendarat. “Ada apa dengan jet utama?” Kapten mendekati para mekanik “Terlihat bahwa Jet utama mengalami penyumbatan, tidak bisa diperbaiki sekarang kapten, mungkin akan ada sedikit guncangan saat mendarat tetapi masih bisa dibilang normal karena Jet utama kondisinya 80%” Kapten langsung pucat dan kembali ke kursinya dan berdoa agar bisa mendarat dengan selamat

5 menit sebelum mendarat “Mari kita semua berdoa, agar dapat mendarat dengan selamat!” “Baik Kapten!” Semua berdoa.. “Berdoa selesai.. Sekarang konsentrasi pada landasan !” “Siap laksanakan, persiapan mendarat dimulai” Kapten memegang kendali dengan sangat serius dia mengarahkan hyperspace ke landasan secara perlahan, terlihat Guelami dan Ryan sudah ada di sekitar landasan. Keringat Kapten menetes saat guncangan mulai terjadi, daratan Mars sudah dekat. Tidak lama kemudian pasir menyelimuti pandangan kapten, untungnya lingkungan sekitar aman untuk landasan, dan hyperspace sudah sangat dekat, di atas permukaan Mars. Kelihatannya Kapten mendarat dengan kecepatan yang melebihi standard an membuat goncangan yang keras di hyperspace, untungnya mereka mendarat di Mars dengan selamat. “Misi pendaratan berhasil, terima kasih kerja samanya tim!” “Sama-sama kapten!” semua bersyukur dan senang dapat mendarat di Mars dan bersiap meninggalkan hyperspace dengan baju astronot. Guelami dan Ryan terlihat berpasir karena pendaratan hyperspace. Spacecar juga terlihat terselimuti oleh pasir. Guelami terlihat sangat senang sedangkan Ryan terlihat biasa saja. Guelmai langsung menghampiri pesawat hyperspace, dan saat Guelami mendekat pintu hyperspace terbuka. Lalu terlihatlah yang pertama keluar dengan semangat adalah Kapten Adnre, diikuti beserta rekan-rekan tim penyelamat. Ia langsung menghampiri Guelami “Terima kasih atas kerjasamanya, kami tim penyelamat dapat mendarat dengan selamat tentu berkat petunjuk kalian juga” Kapten tersenyum lebar “Bukan apa-apa kapten, senang sudah bisa membantu anda dan Tim Penyelamat lainnya” Guelami terlihat bahagia. “Baik, saya akan pergi ke camp untuk member laporan spesifik kepada Pak Josh, sebentar lagi misinya akan dimulai” Kapten berubah menjadi tegas “Baik, kami sudah siap menjalankan misi!” “Ryan akan menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi dan cara terbaik menyelesaikannya menurut penelitian, terima kasih..” Guelami langsung ke spacecar dan menuju ke markas kecilnya yang kira-kira hanya dapat ditinggali oleh 7 orang, tentu saja itu markas Guelami, Ryan, dan Frei untuk meneliti Mars..

“Baik, kita akan memulai briefing” Ryan menjelaskan 7 km kea rah barat dari tempat ini adalah markas kecil tempat saya dan Guelami tinggal. Lalu 3 km dari situ adalah tempat Frei terperosok. Karena cukup jauh, kita butuh alat-alat penyelamat dipindahkan ke dekat lokasi tempat Frei terjatuh. Lalu hindari rute baru karena mungkin berbahaya, ikuti saja rute yang sering saya dan Guelami gunakan. Selanjutnya saya serahkan kepada Kapten.” Kapten Andre menanggapi, “Baik, terima kasih atas informasinya, sekarang kita pindahkan peralatan penyelamatannya..” “Ayo semangat Tim.” Semua tim langsung menurunkan peralatan dari kapal hyperspace dan mengumpulkannya untuk dibawa oleh spacecar. Kembalinya Guelami dari markas sudah ditunggu oleh tim penyelamat dan muatan yang siap diderek oleh spacecar. Ryan mengendarai spacecar beserta muatan lalu Guelami, Kapten, dan Tim penyelamat lainyya berjalan menuju markas, meninggalkan tenda-tenda mereka di tempat landasan hyperspace. Mereka semangat dan pantang menyerah berjalan sejauh 7Km. Ryan membongkar muatan sesampainya di markas. Lalu di susunlah peralatan yang harus dibawa dengan peralatan yang tidak diperlukan dengan bantuan computer tabletnya serta pengalaman Ryan sebagai pemilih alat-alat di perusahaan pertambangan saat dahulu kala. Ryan tau betul alat-alat apa saja yang cocok untuk menjelajahi gua yang sempit, gelap dan belum pernah dilalui. Tidak lama kemudian Kapten dan yang lainnya sampai di markas dan melihat peralatan sudah disiapkan di meja beserta cetakan biru rencana penyelamatan yang telah disusun oleh Ryan. Kapten melihat rencana tersebut sementara penyelamat memasang peralatan mereka dengan teliti. Guelami pun ikut memasang peralatan. Inilah yang membuat kapten bingung. Kapten tidak ingin Guelami ikut turun ke dalam gua karena belum mengetahui kemampuannya. “Guelami mengapa anda memakai peralatan?” “Saya ingin ikut membantu dalam misi ini, Frei adalah sahabat saya..” Mendengar alas an Guelami, Kapten tidak jadi menghentikannya. Karena menolong sahabat adalah hal yang sangat berani dan patut dilakukan. “Baik, konsentrasi kepada misi” Kapten berpikir dan memasang peralatannya. Semua peralatan sudah terpasang, lalu Ryan mengecek perlengkapan semua Tim agar tidak ada yang kurang. Ryan menemukan ada seorang dari tim yang mengambil senter lebih dari satu, tapi dia tidak mempermasalahkannya karena mungkin akan berguna juga dan persediaan senter masih ada. Ryan melihat GPS Tim dan mencocokan nama mereka ke GPS utama yang terletak di markas dan di pantau oleh Ryan. Setelah semua lengkap mereka diijinkan oleh Ryan untuk menjalankan misi. Kapten mengatur timnya agar mulai berjalan menuju lokasi daratan tempat Frei terjatuh. “Tim, saat ini kita kaan ke daratan berbahaya, kode dalam misi ini ‘hollow zone’ tetap waspada.” Mereka sudah dekat dengan ‘hollow zone’ Guelami mengingat saat Frei terperosok, Ia terdiam. Kapten menegurnya agar tetap focus. Lalu mereka memilih terowongan yang akan dimasuki. Setelah dipertimbangkan oleh Ryan, mereka seharusnya menyusuri lobang yang sama dengan tempat Frei terjatuh. Tetapi Kapten ingin tim di bagi 2, satu tim lewat tempat Frei terjatuh, satu lagi menunggu di daratan agar dapat membantu dengan tangkas bila sesuatu terjadi. Setelah dipertimbangkan Ryan setuju dengan pemikiran kapten. Lalu kapten mulai turun diikuti oleh tim pertama. Lorongnya sempit dan mereka mulai menyusuri lorong. Mereka bergerak dengan hati hati menyusuri jalan yang telah dilalu Frei, terlihat ada jejak sepatu. Mereka bertemu banyak persimpangan di dalam lorong itu. 6 jam telah berlalu dan setengah perjalanan sudah dilalui. Tim pertama mengabari tim ke dua untuk tetap siaga melalui koneksi super wi-fi.. Tim pertama memindai keadaan lorong dan mengirimkannya ke tim dua. Lalu tim dua menyimak baik-baik.

Setelah 16 jam lewat ternyata terlihat adalah jalan yang buntu. Tim satu bingung lalu menanyakan kepada Ryan, dimana jatuhnya Frei. Ryan menjaab di sekitar tempat tim satu berada. Lalu kapten memerintah untuk memeriksa sekitar lorong. Salah seorang dari tim satu mendekati akhir dari lorong ini dan dia kaget karena terjatuh. Semua tim kaget melihat salah satu timnya terperosok. Kapten dan tim lainnya mengulurkan tali dan menyusul temannya yang terjatuh. Setelah tiba di tempat yang redup dikelilingo oleh cahaya batu-batu crystal yang menerangi mereka terbingung melihat ada monument disana. Kapten berpikir keras mengapa ada monument di tempat seperti ini? “Apakah ada kehidupan?” “Kemungkinan besar Frei ada di sekitar sini” Pikir Kapten. Lalu kapten mengabari tim 2 untuk memperlebar lobang ke gua dan membawa suplai makanan dan tenda ke tempat tim satu sekarang berada. Tim dua merespon dengan cepat dan langsung mem bor lobang di daratan lebih besar selama beberapa jam lalu mereka turun membawa suplai makanan menyusuri lorong menuju tim satu. Tim dua mudah untuk menemukan tim satu karena sudah terekam peta di dalam gua di setiap GPS masing-masing. 10 jam kemudian tim dua menurunkan bahan makanan ke tempat yang misterius, aliran air di sekitar tempat itu menandakan kemungkinan besar ada kehidupan. Setelah memberikan makanan ke tim satu, tim dua mendapat tugas besar untuk kembali lagi ke daratan Mars dan memperbaiki kerusakan hyperspace. Menurut kapten tim satu sudah cukup untuk mencari Frei. Tim dua kembali lagi ke permukaan planet Mars, mereka sangat lelah. Mereka beristirahat di markas bersama Ryan. Salah seorang dari tim dua ada yang dehidrasi dan pingsan, Ryan menolong orang tersebut. Tim dua membincangkan keadaan tempat tim satu tadi, mereka sangat ingin menjelajahi tempat tersebut, terlihat ada misteri di tempat tersebut. Setelah mendengar tempat tersebut mempunyai aliran air, Ryan menelpon Pak Josh di Bumi, dan mengabarkan ada penemuan besar. Pak Josh bersemangat mendengar berita itu. Pak Josh ingin mempercepat keberangkatan hypercruiser untuk mendirikan kompleks di Mars dan meneliti gua dalam tanah tersebut, jika betul ada air, maka air tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kompleks yang akan dibangun. Pak Josh langsung bertanya pada Pranata “Apakah semua bahan kompleks Mars dan ekspedisi sudah siap?” Pranata melihat list pekerjaannya, “Sudah pak, tinggal dimuat kedalam hypercruiser.” Pak Josh sangat senang. LPA akan terkenal di seluruh dunia jika berhasil mendirikan kompleks di Mars. Tinggal menunggu waktu saja hypercruiser segera berangkat. Ryan dan tim dua sedang bertanya-tanya keadaan sebenarnya di tempat keberadaan tim satu sekarang, gua dengan aliran air dan crystal yang bercahaya adalah kabar paling menggembirakan yang Ryan dapatkan saat ini. Tim dua beristirahat sejenak sambil mempersiapkan manual merawat pesawat hyperspace. Masalah yang ditemukan adalah penyumbatan bahan bakar di salah satu mesin yang mengakibatkan mesin tidak stabil. Tim dua berangkat menuju hyperspace dengan spacecar. Setelah sampai mereka membongkar penutup jet dan menginspeksi pipa-pipa bahan bakar kemudian salah seorang tim dua melakukan pendorongan bahan bakar ke jeet, saat itulah semua pipa bahan bakar dibuka ujungnya, pipa-pipa bahan bakar ini menyemprotkan bahan bakar secara bersama-sama, tetapi ada dua pipa yang tidak stabil, terlihat tersendat, diketahuilah bahwa dua pipa itu yang menyebabkan mesin tidak stabil. Lalu mereka membongkar dan membersihkannya. Setelah kedua pipa yang tersendat tadi bersih mereka pasangkan kembali kedua pipa tersebut dan melakukan pendorongan bahan bakar lagi.. Semua terlihat sudah stabil. Mereka mengencangkan semua pipa dan menjalankan jet hyperspace. “engine start” di layar statistic terlihat bahwa jet yang tidak stabil tersebut sekarang kondisinya sudah 90%. “engine stop” mereka membongkar jet utama dan membersihkan saringan bahan bakarnya, agar efektif mereka berinisiatif membersihkan semua saringan bahan bakar jet-jet lainnya. Mereka mencoba kembali jet-jet yang sudah dibersihkan. “engine start” statistic di computer terlihat kondisi jet 98% secara keseluruhan. Ini berarti bagus, mereka sudah selesai menservis pesawat hyperspace. Tim dua lega telah menyelesaikan misi yang diberikan kapten. Mereka memasang kamera cctv di sekitar pesawat hyperspace untuk memastikan keadaan pesawat. Tim dua lalu kembali ke markas kecil dan beristirahat. Misi mereka di tulis oleh Ryan sebagai protocol dan menyampaikannya kepada Pak Josh. Pak Josh menerima status misi terbaru dan membalas “lanjutkan misi” Ryan mendapatkan pesan tersebut dan mengerti bahwa tim dua tidak boleh bersantai-santai tetapi Ryan memberikan waktu istirahat satu hari sebelum Ia ingin mengirim tim dua untuk mencek keadaan tim satu. Tim dua, mereka mandi, makan, dan berbaring di markas, ada juga yang bermain kartu milik Guelami dan Ryan. Beristirahat dan merayakan keberhasilan misi sampingan yang diberikan Kapten. Tim dua juga sudah berencana akan menyusul Kapten segera setelah mereka cukup beristirahat, agar konsentrasi pada misi dapat dilakukan dan mencapai keberhasilan dari misi utama, misi penyelamatan.

Bab I: Terperosok

Saat Frei jatuh terperosok sahabat dekatnya Guelami, melihatnya dan panik. Guelami adalah sahabat Frei sejak mereka bekerja bersama di LPA. Guelami langsung berteriak “Ryan, Frei terjatuh ke dalam lobang disana, cepat kita periksa!” Mereka mendatangi lobang tersebut dan kaget melihat lobangnya Guelami mendengar Ryan mengatakan “Kita harus memberi tahu kantor pusat, nyawa teman kita, Frei harus bisa diselamatkan!” Guelami berpikir mengenai pekerjaannya ini “Menjadi astronot memang berbahaya, saya harap tim di bumi mau mengirimkan bantuan.” Lalu Ryan menelepon LPA dan mengabarkan bahwa Frei terperosok ke dalam lubang di suatu daerah yang diketahui sebagai dataran gua karena banyaknya lubang yang dalam seperti gua ke dalam tanah. Jaraknya tidak pasti maka dari itu Ryan dan Guelami tidak berani mengambil tindakan sendiri. Pak Josh sebagai ketua LPA kaget mendengar kabar dari para astronot “Mengapa Frei sampai bisa jatuh kedalam gua?! Ceroboh!” Para astronot meminta bantuan tim pencarian yang bisa menyusul mereka ke Mars. Pak Josh akhirnya setuju dan memanggil tim tentara khusus LPA Indonesia untuk melaksanakan misi ini.” Kita sedang menghadapi situas darurat! Misinya adalah menyelamatkan salah satu anggota astronot bernama Frei, kalian akan berangkat secepatnya. Siapkan perbekalan kalian. Pesawat hanya dapat menampung 8 orang, jadi nanti akan ada pemilihan acak siapa saja diantara kalian yang bisa mengikuti misi ini. Ada pertanyaan?” Salah seorang tentara bernama Andre mengangkat tangan “Ada apa kapten?” Andre menanyakan “Berapa lama tabung oksigen astronot dapat bertahan?!” “Sekitar 4 minggu, bertahan dengan pil makanan dan mineral yang dibekalkan kepada setiap astronot membuat harapan untuk menemukan Frei selamat” Jawab Pak Josh.. “Berarti kita hanya memiliki waktu 1 bulan untuk menyelamatkan Frei?” “Betul, pesawat tercanggih yang kita buat tetap saja membutuhkan 22 hari untuk mencapai mars. Maka dari itu jangan membuang waktu !” Josh sendiri cemas dengan waktu yang berpengaruh ini “Siap!” prajurit langsung membubarkan diri dan bersiap siap di area khusus kompleks penerbangan Jet LPA.

27 Februari 2020

Hari ini mereka langsung akan memberangkatkan diri ke Mars. Andre sebagai prajurit dan kapten merasa sedih harus menjalani tugas penyelamatan ini karena tugas ini sangat berbahaya, tetapi karena ada seseorang yang sedang dipertaruhkan nyawanya Andre pun pergi untuk menjalankan tugasnya. “Demi Indonesia saya akan menyelamatkan Frei.” Andre pun langsung memutar lagu “Green day – last night on earth” yang menceritakan pengorbanan astronot yang bertugas. Satu jam sebelum keberangkatan Pak Josh memberikan instruksi melalui pengeras suara “Dalam 59 menit lagi, pesawat akan berangkat” saya harap kalian dapat menjalani tugas ini dengan sukses, selamat jalan prajurit !”

Pengalaman Saya Bekerja di Startup

Saya mempunyai cerita mengenai bekerja di startup. Lingkungan kerja di startup bisa bermacam-macam, terkadang cocok dan terkadang tidak.

Pertama saya mempunyai pengalaman bekerja sebagai Programmer Junior Website di perusahaan e-commerce kecil. Perusahaan ini sangat berusaha keras untuk berkembang. Karena programmer kelas menengah dan senior sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, sebagai junior saya susah untuk mengejar ilmu pemrograman yang sedang digunakan dan harus mempelajarinya sendiri. Terkadang saya buntu saat diberi pekerjaan oleh programmer kelas menengah dan senior. Jadi daripada saya tidak mengerjakan apa-apa saya membantu mengurus blog yang perusahaan, dan website profil perusahaan. Di startup ini saya tidak berkembang sebagai programmer tetapi saya mempelajari banyak hal mengenai bisnis, desain dan marketing. Ini adalah pelajaran yang tidak mudah diberikan oleh perusahaan lain. Satu hal yang saya ingat dan berharga adalah membangun merk adalah biaya yang paling besar dalam membangun perusahaan.

Kedua saya mempunyai pengalaman di startup yang tidak terkenal tapi tidak juga kecil yaitu di salah satu perusahaan finance pinjaman online. Saya berusaha dengan keras untuk mengikuti standard dan ekspektasi perusahaan tetapi tidak semudah itu. Para lead dan programmer lain juga sangat bersaing, karena performa saya yang dikatakan buruk bagi mereka saya diberikan pilihan kembali sebagai junior programmer atau pindah perusahaan. Saya memilih pindah dikarenakan perusahaan ini tidak bisa melihat potensi karyawannya, yang bisa mereka lihat adalah KPI yang tidak relevan dan juga teknologi yang kaku. Di dalam perusahaan ini hanya menggunakan core pythton Django dan jquery untuk corenya. Dan saat itu mobile apps nya hanya Android.

Ketiga adalah pengalaman saya di startup yang terbaik. Saya bekerja di sistem pengorderan makanan secara online yang menggunakan Artificial Intelligent untuk analytics berbasis di Singapore. Saya join ke perusahaan ini dikarenakan saya ingin tahu banyak mengenai AI dan mengimplementasikannya. Setelah join di awal, saya diberikan waktu untuk bertransisi di perusahaan, mengerjakan pekerjaan yang lebih simpel di awal untuk CMS. Di sini saya sangat nyaman bekerja sebagai mid level programmer. Setelah tiga bulan mengerjakan CMS di awal, saya mengerjakan aplikasi web yang merupakan salah satu inti aplikasi yang mereka kembangkan. Disinilah saya mendapatkan pengalaman mengimplementasikan AI melalu rest API. Implementasi AI mirip seperti API lainnya, tetapi lebih banyak validasi di dalam data yang dikirim dan diterima agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan oleh kustomer. Di dalam perusahaan ini saya pernah juga bekerja secara lembur, tetapi tetap ada hari penggantinya dan cutinya benar-benar bisa digunakan kapan saja, sangat profesional dan pengertian terhadap karyawan-karyawannya. Begitulah pengalaman saya bekerja di perusahaan startup. Terima kasih.

Munculnya Metaverse

Beberapa bulan lalu di awal tahun 2022, kita menerima banyak berita mengenai kemunculan era metaverse. Lalu apakah itu metaverse?

Pengertian saya mengenai metaverse adalah kita dapat berkomunikasi dan bertransaksi secara online dengan assets digital yang unik dan dapat diuangkan dalam bentuk cryptocurrency. Nilainya dapat bertambah sesuai perkembangan pasar di dalam platform tersebut. Salah satu startup metaverse saat ini adalah Decentraland, di Decentraland user dapat membeli tanah secara virtual di lokasi yang sama dengan dunia nyata. Bagi para pembeli awal mereka sudah membeli tanah di Monas, Candi Borobudur di Decentraland yang tidak akan kita bisa lakukan di dunia nyata. Peruntukan aset di Decentraland untuk saat ini hanya untuk Investasi dan tidak bisa digunakan secara maksimal. Di masa depan apakah antara startup metaverse bisa saling berkolaborasi? Jika bisa, menurut saya akan sangat berguna antara Decentraland, meta dari facebook, dan juga ebay. Orang-orang dapat berbelanja secara online di tempat yang telah dibeli di Decentraland melalu meta dari facebook da transaksi menggunakan ebay. Jika tidak maka aset virtual ini akan dipertanyakan karena data sangat mudah dibuat dan bisa jadi bermunculan platform yang mirip dengan Decentraland dan bersaing. Berinvestasi di aset virtual yang tidak bisa dipastikan nilainya adalah hal yang buruk bagi saya untuk berinvestasi. Lebih baik berinvestasi di barang yang benar-benar diakui nilainya di seluruh dunia seperti emas, tanah, dan barang-barang mewah.

Saya perkirakan metaverse akan benar-benar mengasyikan jika metaverse seperti GTA V yang ditambahkan dengan peraturan ketat, tempat-tempat hangout digital, dan belanja online di mall-mall di dalam game. Model seperti inilah yang menurut saya akan sangat hits di kalangan pengguna metaverse. Saat ini Facebook Meta, Minecraft, Roblox, Sandbox sedang berlomba-lomba membuat metaverse yang ideal, mari kita lihat siapa pemenangnya yang akan menjadi platform yang digunakan sehari-hari.

Jika anda mempunyai pemikiran mengenai metaverse silahkan berkomentar di bawah tulisan ini. Terima kasih.

Munculnya Metaverse

Beberapa bulan lalu di awal tahun 2022, kita menerima banyak berita mengenai kemunculan era metaverse. Lalu apakah itu metaverse?

Pengertian saya mengenai metaverse adalah kita dapat berkomunikasi dan bertransaksi secara online dengan assets digital yang unik dan dapat diuangkan dalam bentuk cryptocurrency. Nilainya dapat bertambah sesuai perkembangan pasar di dalam platform tersebut. Salah satu startup metaverse saat ini adalah Decentraland, di Decentraland user dapat membeli tanah secara virtual di lokasi yang sama dengan dunia nyata. Bagi para pembeli awal mereka sudah membeli tanah di Monas, Candi Borobudur di Decentraland yang tidak akan kita bisa lakukan di dunia nyata. Peruntukan aset di Decentraland untuk saat ini hanya untuk Investasi dan tidak bisa digunakan secara maksimal. Di masa depan apakah antara startup metaverse bisa saling berkolaborasi? Jika bisa, menurut saya akan sangat berguna antara Decentraland, meta dari facebook, dan juga ebay. Orang-orang dapat berbelanja secara online di tempat yang telah dibeli di Decentraland melalu meta dari facebook da transaksi menggunakan ebay. Jika tidak maka aset virtual ini akan dipertanyakan karena data sangat mudah dibuat dan bisa jadi bermunculan platform yang mirip dengan Decentraland dan bersaing. Berinvestasi di aset virtual yang tidak bisa dipastikan nilainya adalah hal yang buruk bagi saya untuk berinvestasi. Lebih baik berinvestasi di barang yang benar-benar diakui nilainya di seluruh dunia seperti emas, tanah, dan barang-barang mewah.

Saya perkirakan metaverse akan benar-benar mengasyikan jika metaverse seperti GTA V yang ditambahkan dengan peraturan ketat, tempat-tempat hangout digital, dan belanja online di mall-mall di dalam game. Model seperti inilah yang menurut saya akan sangat hits di kalangan pengguna metaverse. Saat ini Facebook Meta, Minecraft, Roblox, Sandbox sedang berlomba-lomba membuat metaverse yang ideal, mari kita lihat siapa pemenangnya yang akan menjadi platform yang digunakan sehari-hari.

Jika anda mempunyai pemikiran mengenai metaverse silahkan berkomentar di bawah tulisan ini. Terima kasih.

WFO atau WFA / WFH

Halo semua, saya akan menceritakan keadaan yang hampir dirasakan oleh kebanyakan orang yaitu fenomena Work From Home (WFH) yang sekarang berkembang menjadi Work From Anywhere (WFA). Kebanyakan perusahaan sudah mulai kembali Work From Office (WFO) tahun ini 2022. Kita bersyukur bahwa virus COVID-19 sudah berkurang cukup drastis di Indonesia dikarenakan vaksin yang cukup efektif dan juga protokol kesehatan yang diterapkan di semua tempat. Kesenangan untuk berkumpul bersama teman-teman kerja di kantor merupakan pengalaman yang menyenangkan, dan juga dapat meningkatkan semangat bekerja. Tetapi ada kendala yang kembali kita alami terutama yang bekerja di daerah Jakarta yaitu kemacetan. Terkadang kemacetan menjadi tambahan beban untuk para pekerja yang tinggal jauh dari kantor. Stamina yang akan terus berkurang jika tidak cukup istirahat dan polusi yang kita rasakan di perjalanan bagi pengguna kendaraan bermotor roda dua atau umum adalah salah satu hal yang kita tidak suka. Begitulah keadaan bagi karyawan yang sudah kembali WFO.

Untuk karyawan yang masih dapat melakukan WFH atau WFA cukup beruntung untuk saat ini. Karena pekerjaan yang kita lakukan dapat dilakukan dirumah atau dimana saja kita inginkan, keadaan ini sangat menyenangkan dan memberi kita lebih banyak berkumpul dengan keluarga. Bagi yang bekerja WFH atau WFA komunikasi digital sangatlah penting untuk pekerjaan, kantor akan sangat terbantu menggunakan whatsapp group, slack, zoom, google meet sebagain alat komunikasi sehari-hari. Komunikasi dapat dikatakan tetap berjalan dengan lancar menggunakan perangkat lunak seperti yang saya sebutkan diatas dan dapat tetap terkontrol. Ditambah perkembangan perangkat lunak sangat cepat saat COVID-19 melanda. Bebarapa aplikasi yang membantu pekerjaan WFH atau WFA adalah project management apps seperti JIRA dari Atlassian dan juga airtable. Aplikasi pendukung ini dapat meningkatkan produktivitas antar team menjadi lebih baik jika digunakan dengan tepat.

Kesimpulan dari saya WFO atau WFH/WFA itu tergantung pilihan masing-masing individu dan perushaan. Banyak perusahaan yang menawarkan WFH/WFA untuk saat ini yang menarik perhatian bagi karyawan yang menikmati bekerja WFH/WFA. Ada juga perusahaan yang menuntut para karyawannya untuk kembali WFO seperti perbankan, sekolah, perusahaan mobil TESLA, yang mungkin tidak dapat berjalan dengan model WFA/WFH seperti perusahaan lainnya.