Gaya hidup ramah lingkungan, kembali ke alam (back to nature) dan upaya go-green menarik untuk dibahas, pasalnya kegiatan memetik hasil pertanian lebih populer untuk dilakukan. Kita dapat mengenal beberapa komoditas holtikultura di Kota Cianjur, Lembang, Bandung, Malang dan kota lainnya di negara Anda serta bisa menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Bahkan, bagi sebagian orang kegiatan kembali ke alam memiliki makna keindahan tersendiri.
Suasana perkebunan yang berjarak tujuh hingga belasan kilometer dari kota memiliki udara kabut pegunungan. Hijau di setiap sudut mata memandang. Bermain gantole dan mandi air panas. Relaksasi menjadi salah satu kegiatan wajib ketika berkunjung ke dataran tinggi seperti itu. Selain itu, pemandangan hijaunya pohon cemara yang ada di sekitar pegunungan juga membuat tempat tersebut terlihat permai. Saat malam hari duduk-duduk di sekitar api unggun dapat menjadi kenyamanan tersendiri.
Saat senggang, lingkungan seperti ini akan memuaskan untuk ditempati masyarakat atau sekedar untuk dikunjungi untuk bersantai melepas kepenatan sebagai tanda syukur kepada Allah yang memberi kelapangan waktu dan usia, yang menumbuhkan tetumbuhan, dan yang memberikan rezeki yang melimpah. Sehingga bercocok tanam dengan cara hidroponi di bawah ini dapat menjadi sarana pendekatan diri dengan alam.
Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yaitu hortus yang berarti taman dan colere yang berarti untuk menumbuhkan. Sehingga, hortikultura merupakan komoditas pertanian yang berurusan dengan tanaman taman, buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (bunga-bungaan). Terdapat beberapa perbedaan tempat bertani berdasarkan media pertanian atau tingkat kesulitannya. Ladang merupakan luasan tanah yang dapat diolah dan ditanami tanaman palawija. Kebun biasanya berarti suatu luasan dataran yang ditumbuhi satu komoditas tertentu saja. Sedangkan sawah merupakan luasan kebun yang menjorok ke dasar kemudian diberi banyak air dan hanya ditanami padi. Selain itu, berdasarkan teksturnya terdapat tanah gambut yang subur dan merupakan yang terbaik, ada juga tanah merah, tanah berpasir, tanah hitam dan berbatu. Beberapa orang membuat pekerangan atau berkebun tanpa menggunakan media tanah, mereka menggunakan media air untuk tanamannya yang disebut hidroponik.
Bertani merupakan profesi sekaligus keahlian khusus. Bertani dalam skala yang besar tentu lebih memayahkan dengan bercocok tanam. Dari dahulu hingga sekarang profesi petani dikenal dengan pekerjaan berat penuh penderitaan. Para petani melakukan semuanya mulai dari mengolah tanah kering, menanam bibit dan merawatnya hingga dipanen. Pengerjaan lahan pertanian atau mengolah lahan disebut juga kultivasi yang dapat dilakukan secara parsial ataupun menyeluruh dengan membongkar lahan pertanian secara total. Terdapat kendala yang berbeda-beda dalam merawat pertanian, misalnya masalah pengairan, nutrisi tanah dan serangan hama. Oleh karena beratnya tahapan proses yang harus dilakukan namun pemberian manfaat untuk orang lain yang membutuhkannya di tempat lainnya di sepanjang masa memembuat profesi petani menjadi sangat mulia. Kita harus bangga dengan profesi petani, lebih menghargai hasil alam sebagai pembeli, dan bangga terhadap para petani Indonesia.
Di Indonesia terdapat banyak golongan holtikultura yang memproduksi tanaman biofarmaka (umbi akar) seperti jahe, laos/lengkuas, kunyit, kencur, lempuyang, temulawak, dan temuireng. Tanaman hortikultura lainnya bahkan juga menghasilkan panen atau produksi pangan yang senantiasa menjadi bahan pokok konsumsi penduduk Indonesia. Misalnya, produksi wortel di Jawa Tengah menghasilkan sebanyak 169 pcs/m2 pada tahun 2019 & 176 pcs/m2 pada tahun 2020, rata-rata panen tomat sekitar 191 pcs/m2 dari tahun 2018 – 2020 (BPS, 2021). Serta, masih banyak lagi tanaman sayuran dan buah-buahan yang dipanen termasuk gol. hortikultura, yaitu bawang daun, bawang merah, bawang putih, bayam, blewah, buncis, cabai merah besar, cabai rawit, jamur, kacang merah, kacang panjang, kangkong, kembang kol, kentang, ketimun, kubis, labu siam, lobak, melon, paprika, sawi/petsai, semangka, stroberi, terong dan brokoli.
Kita dapat menjadi bagian dari penyelamatan lingkungan dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan mulai dari diri kita sendiri. Contohnya dengan menanam pohon atau berkebun di lingkungan sekitar. Ecosphere (eco-atmosfir) yang semakin populer membawa pengaruh lain pada kehidupan kita mulai dari berproduksi, berbelanja, hingga pada saat berkegiatan seperti melakukan aktivitas olahraga dan juga mengolah sampah. Istilah, penamaan atau pelabelan eco-eco mulai meluas ke aspek-aspek lain seperti pertanian (ecofarm) dan industri (eco-lifecycle).
Apa itu ecolabeling? Ecolabeling adalah salah satu standar yang diciptakan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan perdagangan dan upaya pelestarian lingkungan. Ecolabeling mendukung gaya hidup ramah lingkungan yang dipopulerkan sejak tahun 2011. Ecolabeling juga berarti sertifikasi berlisensi pada produk barang maupun ketika sebuah kegiatan hendak dilaksanakan, Label atau tanda tersebut dipasang guna menunjukkan adanya upaya pelaksanaan dalam aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur pada lingkungan hidup.
Apa itu eco-farming? Ecofarming adalah sistem pertanian terpadu yang bertumpu pada upaya untuk melindungi dan melestarikan alam dengan memanfaatkan bahan limbah organic sebagai media pertanian yang efektif dan efisien, misalnya menggunakan pupuk alami (nutrisi organik) yang mengandung biokatalisator untuk mengembalikan kesuburan tanah. Ecofarm juga dapat berarti meningkatkan diversitas tanaman. Misalnya, pada suatu sawah ditanami padi beras A dan sawah sebelahnya ditanami beras B. Sedangkan pada sekitaran lahannya ditanami cabai, kangkung, dan pohon papaya. Contoh lainnya, misalnya, pada sebuah kebun jagung ditanami juga kacang merah dan kacang polong. Maka varietas tumbuhan yang banyak dapat meningkatkan ragam bahan pangan produk konsumsi lokal yang dapat dinikmati.Dampak baik yang ditimbulkan apabila keseimbangan lingkungan terjaga yakni dapat menumbuhkan keindahan, kemasyhuran, ketertarikan penyelamatan lingkungan meningkat, keseimbangan ekosistem dan kebahagiaan/kelestarian makhluk hidup yang berada di lingkungannya.
Eco-lifecycle adalah gaya hidup ramah lingkungan yang diterapkan oleh industri rumah tangga atau industri dengan perdagangan skala besar yang eko-efisien (ekologi-efisiensi)-nya dihitung dengan pendekatan Life Cycle Assesment (LCA). Perbaikan kerja lingkungan dengan penerapan prinsip ekoefisiensi dalam sebuah industri dapat dilakukan dengan pendekatan, seperti meminimalkan penggunaan bahan baku, meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan, menghasilkan produk yang dapat didaur ulang, pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan mampu menghasilkan produk yang tahan lama.
Selain itu juga, pemerintah Jawa Barat menghimbau agar di masa wabah/pandemi para petani berkolaborasi, gotong-royong, dan melakukan kerjasama yang bersifat sabilulungan (tolong-menolong) dalam kebaikan, penggunaan teknologi, dan kegiatan yang bermanfaat di berbagai bidang. Misalnya yang melibatkan aktivitas fisik seperti bercocok tanam, di bidang Pendidikan dan pertanian seperti mempelajari tanaman, atau bidang planologi dan kesehatan misalnya yaitu membuat peta digital yang akan memudahkan sesorang menemukan rumah sakit, puskesmas, atau apotik terdekat. Apa saja perangkat yang dibutuhkan untuk membuat peta digital yang canggih? Misalnya, sebuah peta digital (augmented reality) dapat aktif apabila radar pengenal lokasi dan perangkat lain terhubung dengan aplikasi yang telah diinstal pada smartphone berkamera yang bersinyal. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan aplikasi tersebut? Banyak profesi dapat terlibat, diantaranya ialah website-designer, ahli computer, dinas tata kota, pembuat peta buta dan kota, ahli matematika, fotografer, humas, pembuat infografik tentang digital platform, dan penyiar radio untuk menyiarkan iklan layanan masyarakat.