Bab I: Terperosok

Saat Frei jatuh terperosok sahabat dekatnya Guelami, melihatnya dan panik. Guelami adalah sahabat Frei sejak mereka bekerja bersama di LPA. Guelami langsung berteriak “Ryan, Frei terjatuh ke dalam lobang disana, cepat kita periksa!” Mereka mendatangi lobang tersebut dan kaget melihat lobangnya Guelami mendengar Ryan mengatakan “Kita harus memberi tahu kantor pusat, nyawa teman kita, Frei harus bisa diselamatkan!” Guelami berpikir mengenai pekerjaannya ini “Menjadi astronot memang berbahaya, saya harap tim di bumi mau mengirimkan bantuan.” Lalu Ryan menelepon LPA dan mengabarkan bahwa Frei terperosok ke dalam lubang di suatu daerah yang diketahui sebagai dataran gua karena banyaknya lubang yang dalam seperti gua ke dalam tanah. Jaraknya tidak pasti maka dari itu Ryan dan Guelami tidak berani mengambil tindakan sendiri. Pak Josh sebagai ketua LPA kaget mendengar kabar dari para astronot “Mengapa Frei sampai bisa jatuh kedalam gua?! Ceroboh!” Para astronot meminta bantuan tim pencarian yang bisa menyusul mereka ke Mars. Pak Josh akhirnya setuju dan memanggil tim tentara khusus LPA Indonesia untuk melaksanakan misi ini.” Kita sedang menghadapi situas darurat! Misinya adalah menyelamatkan salah satu anggota astronot bernama Frei, kalian akan berangkat secepatnya. Siapkan perbekalan kalian. Pesawat hanya dapat menampung 8 orang, jadi nanti akan ada pemilihan acak siapa saja diantara kalian yang bisa mengikuti misi ini. Ada pertanyaan?” Salah seorang tentara bernama Andre mengangkat tangan “Ada apa kapten?” Andre menanyakan “Berapa lama tabung oksigen astronot dapat bertahan?!” “Sekitar 4 minggu, bertahan dengan pil makanan dan mineral yang dibekalkan kepada setiap astronot membuat harapan untuk menemukan Frei selamat” Jawab Pak Josh.. “Berarti kita hanya memiliki waktu 1 bulan untuk menyelamatkan Frei?” “Betul, pesawat tercanggih yang kita buat tetap saja membutuhkan 22 hari untuk mencapai mars. Maka dari itu jangan membuang waktu !” Josh sendiri cemas dengan waktu yang berpengaruh ini “Siap!” prajurit langsung membubarkan diri dan bersiap siap di area khusus kompleks penerbangan Jet LPA.

27 Februari 2020

Hari ini mereka langsung akan memberangkatkan diri ke Mars. Andre sebagai prajurit dan kapten merasa sedih harus menjalani tugas penyelamatan ini karena tugas ini sangat berbahaya, tetapi karena ada seseorang yang sedang dipertaruhkan nyawanya Andre pun pergi untuk menjalankan tugasnya. “Demi Indonesia saya akan menyelamatkan Frei.” Andre pun langsung memutar lagu “Green day – last night on earth” yang menceritakan pengorbanan astronot yang bertugas. Satu jam sebelum keberangkatan Pak Josh memberikan instruksi melalui pengeras suara “Dalam 59 menit lagi, pesawat akan berangkat” saya harap kalian dapat menjalani tugas ini dengan sukses, selamat jalan prajurit !”

BAB 2: Keberangkatan

15 menit sebelum tim penyelamat berangkat, pesawat sudah siap diterbangkan, roket pendorong sudah diperiksa, para prajurit memasuki pesawat ulang alik terbaru yang bernama hyper space tersebut. Semua prajurit berdoa sebelum dan sesudah memasuki pesawat tersebut. Akhirnya dalam hitungan sebuluh pesawat akan terbang. “Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu, meluncur!” setelah hitungan mundur selesai, langsung terdengar gemuruh roket yang luar biasa ributnya. Asap, cahaya, api, dan bau gas sudah memenuhi landasan tersebut. Roket terbang tanpa kendala. Pak Josh mengamati dari laboratorium LPA. Di layar yang sanat besar terlihat pesawat tersebut meninggalkan bumi. Jejak asap mengikuti roket tersebut, terlihat mengagumkan melihat pesawat hyper space akhirnya menjalankan misi yang penting. Pesawat hyperspace memang diciptakan LPA untuk menjelajah luar angkasa dengan cepat, dan menempuh jarak yang jauh karena bentuknya yang segitiga (aerodinamis) dan roketnya yang hemat bahan bakar. Di dalam pesawat hperspace sekarang sudah memuat perlengkapan yang akan digunakan untuk menyelamatkan Frei. Andre sebagai kapten navigasi pesawat hyperspace “Prajurit, kita sudah melewati bumi, pesawat ini akan langsung menuju Mars, sekitar 21 hari lagi hingga sampai disana kita harus menghemat energi dan tetap berdoa.” “Baik kapten!” sahut prajurit lainnya. Di Mars sendiri, Guelami sedang berusaha mencari Frei, dia hanya berdua dengan Ryan yang bertugas sebagai ilmuwan bebatuan antariksa. “Ryan! Bagaimana caranya kita dapat turun ke gua tersebut?” Ryan sedang meneliti di lokasi jatuhnya Frei dengan komputer tabletnya “ Saya perkirakan dengan alat sonar yang saya gunakan lobang ini memiliki kedalaman 55 meter meluncur dan terlihat licin dan lobang ini berakhir kira-kira lebih dari 30Km. Polanya yag seperti ventilasi sangat berbahaya jika kita coba paksakan turun tanpa alat-alat yang mendukung, kita bisa tersesat atau mengalami kesusahan untuk naik ke permukaan lagi. Mungkin sekarang Frei sedang mencari-cari jalan keluar kembali ke daratan, mudah-mudahan Ia menemukannya.“ Ryan telah menjelaskan bahwa tidak mudah untuk menyelamatkan Frei, maka dari itu mereka tetap berusaha mencari solusi dan menunggu bantuan dari LPA datang. Frei tidak bisa naik lagi karena dengan baju astronotnya Ia keberatan untuk memanjat tebing yang meluncur. Frei melihat bahwa lobang ini seperti ventilasi mungkin ada yang dapat dilaluinya untuk sampai ke permukaan. Rei mencoba berkomunikasi dengan Guelami dan Ryan via gelombang radionya” Guelami! Ryan bisakah kalian mendengarku? Jawablah!” tetapi tidak ada jawabannya. “Yasudah, saya akan mencoba menyusuri terowongan ini, semoga saja memilih jalan yang benar!” Frei mengatakannya dengan ragu, tetapi dia terus berjalan pelan-pelan mencari jalan yang menuju permukaan tetapi belum ditemukannya.

Dua Hari telah berlalu. Frei terus berjalan pelan-pelan karena tidak ingin kehabisan energi. Sebenearnya Frei sudah sangat lelah tapi keinginanya untuk berjalan tidak bisa dihentikan. Guelami dan ryan terus meneliti keberadaan Frei dan memberikan informasinya kepada kapten Andre. Sudah tiga hari tim penyelamat lepas landas dari bumi, tinggal 19 hari lagi mereka akan sampai ke mars. “Kita mendapat situasi, prajurit !” Kapten Andre menjelaskan, “Frei terjebak dan terus menelusuri permukaan bawah Mars, komunikasi terputus jadi teman bertugas Frei, Guelami tidak bisa menghentikannya, situasi bertambah buruk karena setelah diteliti lobang yang menghubungkan ke bawah permukaan Mars hanya muat untuk satu orang saja! Jadi kita akan turun satu per satu.” Para prajurit terlihat tidak senang dengan situasi yang sulit ini.

Di hari keempat tenaga Frei sudah mulai habis dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, senter LED yang digunakannya pun mengindikasikan sudah mulai habis. “Sial!” Frei melihat senter LEDnya “Senter ini tinggal 40% lagi, saya harus cepat menemukan jalan keluar atau saya akan terjebak disini selamanya!” Tetapi lorong yang mirip ventilasi tersebut hanya terus menurun tidak mendaki, Frei menyadari bahwa ia akan terjebak di bawah permukaan mars jika begini terus. Guelami dan Ryan mendeteksi bahwa sinyal Frei sudah mulai lemah. Pantauan di radar Guelami dan Ryan, Frei sedang menyusuri ke arah jalan buntu di permukaan bawah tersebut. 17 hari lagi bantuan datang. Di akhir hari kelima Frei terus berjalan “Sial, dimana akhirnya jalan ini?” Tidak lama kemudian.. “Waaaaaaah, Tidaaaaaaak!” Frei terjatuh lagi ke dataran yang lebih dalam dibawah permukaan Mars. Untungnya dia hanya jatuh 2M tingginya! “Aduuuh, sakit sekali, untung saja gravitasi Mars tidak sekuat gravitasi bumi. Tempat apa ini?” Ia melihat ke atas bebatuan crystal menerangi dan terlihat dataran memiliki tanah yang lembab” Woow, ada lumpur, ternyata saya jatuh di atas permukaan lumpur, menyedihkan sekali, baju astronot ini menjadi kotor..” Frei semakin kaget melihat ada aliran air tak jauh dari tempat dia terjatuh. “Apakah itu?? Air?? Ini Keajaiban! Sungai seperti di Bumi! Lebih indah dari di bumi!” Di sekitar tempat jatuh dia melihat tugu dua batu yang sangat besar, terlihat seperti buatan manusia, tetapi belum terlihat ada makhluk hidup lain. Frei melihat indikator temperatur 15 C, cukup dingin dibandingkan temperatur Bandung yang hanya 21 C lalu dia mengecek indikator racun udara di tangannya. Indikator racun di udaranya menunjukan 0%. “ Sungguh mengagumkan! Sepertinya helm astronot bisa dibuka disini” Frei sudah kehausan setengah mati dan akhirnya mengecek kandungan aliran air tersebut dengan alat pengukur lingkungan di tangannya. Frei membuka helm astronotnya dan merasakan kesegaran udara gua tersebut yang luar biasa lalu menempelkan ke aliran air tersebut. Lagi-lagi hal yang menakjubkan terjadi “Luar biasa, Puji Tuhan, aliran air ini adalah murni H2O tanpa racun saya bisa meminumnya!” Frei lalu meminumnya dan merasakan seperti segarnya air di pegunungan di Puncak. Dia mengambil sakunya dan mengambil kotak pil suplai makanan yang telah dikompresi menjadi pil, dengan memakan ini Frei tidak akan lapar selama satu minggu karena gizi dan kalori yang sangat tinggi dan dicerna oleh pencernaan secara pelan-pelan. “Okay, saya rasa saya cukup aman tinggal disini untuk sementara.” Dengan suplai air dan oksigen saya lumayan tenang, masih bisa bertahan sekitar dua minggu lagi disini, mungkin memang ini takdirku untuk berakhir di tempat indah seperti ini, jika tidak menemukan sumber makanan lagi!” seminggu telah berlalu dan Frei tetap senang di sekitar tugu tersebut. Guelami dan Ryan tetap cemas, dan terkadang terpikir bahwa Frei mungkin tidak akan selamat. 10 hari lagi bantuan datang. Kapten Andre ingin cepat-cepat sampai di Mars, kapten ingin segera pulang ke bumi. Terlihat dalam komputer tablet Ryan, sinyal Frei yang samar-samar menetap di suatu tempat. Sudah satu minggu Frei di tempat yang seperti taman ini, lama-lama ia bosan, tetapi ia tahu bahwa ada yang akan menyelamatkannya, maka dari itu terkadang Frei berjalan-jalan di sekitar tempat tersebut untuk menunggu tim penyelamat. Frei mengerti jika ada satu orang astronot terjebak dalam misi eksplorasi, pasti akan dikirimkan bantuan oleh LPA, Frei memakan pil suplai makananya lagi. “Ini yang terakhir saya harap dalam tujuh hari lagi mereka akan menemukanku, atau saya akan mati kelaparan!” Menunggu 7 hari lagi serasa sangat membosankan bagi Frei, dia tidak dapat berbuat banyak. Dia mencoba tetap bertahan untuk satu minggu lagi. Satu minggu lainnya sudah dilewati, 3 hari lagi tim penyelamat akan tiba, dan Frei sudah sangat kelaparan, dia tidak bisa bertahan. Akhirnya Frei memutuskan untuk mengikuti sungai di sebelahnya itu dan berharap menemukan makanan. “Sepertinya lebih baik jika saya ikuti saja sungai ini..” Setelah dia berjalan 1 km menyusuri searah aliran sungai, Frei melihat sebuah pohon yang berbuah. Frei sangat kaget.. Pohon yang ditemukannya ini sangat mirip dengan pohon-pohon di bumi dan melihat buahnya bundar dan berwarna kecoklatan. Frei memberanikan diri nekat untuk mencobanya, “semoga saya tidak mati dengan memakan buah ini, tetapi jika saya mati tidak ada ruginya karena saya tidak akan mati kelaparan..” Setelah Frei mengupas buahnya “Loh, ini sih buah jeruk?! Coba dimakan ah… Rasanya.. Lumayan juga tapi sedikit pahit.” Frei memakan satu buah dan meminum air sungai setelah selang beberapa jam dia tidak merasa keracunan, dia memakan lagi dan lagi hingga akhirnya.. “Mengapa perut ini sakit?? Jangan-jangan buah ini beracun!? Tidak.. Perutku sakit sekali! Sepertinya saya harus mencari tempat buang air!” Ternyata Frei sakit perut karena memakan buah jeruk terlalu banyak.. “Fiuh lega…Walaupun saya memakan jeruk cukup banyak saya belum kenyang. Saya akan mencari lagi pohon buah, sepertinya saya akan menemukannya lagi!” Pikir Frei optimis, Frei melanjutkan pencarian makanannya.. Sudah 2 km Frei berjalan mengikuti aliran sungai ia belum menemukannya. Lalu Frei berpikir, “Mungkin di sungai ini ada ikannya!” Frei mengambil bebatuan panjang dan lancip di sekitarnya. Di sekitarnya, terdapat banyak sekali bebatuan dan tanah yang berlumpur. “Saya akan mencoba mencarinya di sekitar sini, mudah-mudahan ada ikannya.” Setelah berjam-jam mencoba Frei tidak mendapatkan ikan, yang terjadi pakaian astronot Frei basah kuyup.” Mungkin memang di sungai ini tidak ada ikannya ya.. Aneh sekali..” Frei beristirahat, lelah setelah usahanya mencari makanan tidak terlalu sukses.. Frei lemas dan akhirnya tertidur. 2 hari sebelum tim penyelamat tiba di Mars, Guelami melihat komputer tabletnya dan berbicara kepada Ryan “Sial, Sinyal Frei sudah hilang dari pantauan GPS ini!” Ryan pun menanggapi “Mungkin Frei menemukan jalan dan terus berjalan.” Ryan mencoba menenangkan situasi. Guelami dan Ryan belum tahu ada tempat yang mendukung kehidupan tepat di bawah kakinya. Letak Guelami dan Ryan 2 km di atas permukaan yang sedang dijelajahi oleh Frei. Kapten Andre semakin tegang karena melihat indikator tujuannya semakin dekat, Mars sudah terlihat dengan jelas, yang harus dilakukan adalah mengitari dan berhenti tepat dimana Guelami, Ryan, dan Frei yang hilang berada.” Tim, kita semakin dekat dengan mars, 48 jam lagi kita akan mendarat, jangan lengah pantau radar pesawat hyperspace ini” karena radar dan sistem pantau di pesawat hyperspace banyak. Tim penyelamat tidak ada yang menganggur, semua memantau sistem. Setelah memantau beberapa saat “Semuanya normal kapten!” Salah seorang prajurit melaporkan situasinya.. “Terus pantau Tim” Kapten Andre menegaskan. “Lalu kapten berpikir melihat planet Mars yang besar ini “Saya pikir jika LPA jadi membuat kompleks di Mars kehidupan manusia tidak akan kekurangan lahan.” LPA memang telah memikirkan bagaimana caranya agar di Mars dapat ditinggali oleh manusia walaupun hanya untuk tempat wisata. LPA sedang merencanakan membangun kompleks di atas permukaan planet Mars. Pak Josh sedang meneliti ulang rancangan komplek yang akan dibangun di Mars “Saya rasa sudah cukup begini desainnya, memang pemikiran anak-anak muda yang kreatif adalah aset bangsa dan negara.. Setelah misi penyelamatan berhasil saya akan mengirimkan pesawat hypercruiser untuk membawa material dan membangun di tempat yang datarannya kuat, musibah yang dialami Frei menyadarkan saya bahwa ada beberapa sektor di Mars yang berbahaya. Saya akan membicarakannya lagi nanti dengan kepala pelaksanaan proyek pembangunan, Pranata.” Pak Pranata sedang mendesain detail kompleks yang akan dibangun “Kompleks ini akan dinamakan kompleks LPA iMars. Saya akan membuat struktur baja dan kaca yang tebal dan kokoh untuk melindungi kompleks ini dan dapat mengatur cahaya juga oksigen yang disuplai dari generator oksigen dan generator pengurai karbon dioksida dengan seefektif mungkin. Fitur pengolahan air juga sudah selesai di desain. Yang membingungkan adalah membawa tanah dari bumi untuk di kompleks tersebut, karena tanaman dan ladang membutuhkan tanah bumi.” Pak Pranata langsung mengirimkan desainnya yang terbaru ke email Pak Josh. Setelah Pak Josh menerimanya, ia sangat senang dengan penyempurnaan desainnya.

Frei terbangun dan ia merasa semakin lapar, tanpa berpikir panjang ia melanjutkan mengikuti sungai. Tak lama kemudian ia melihat lembah dimana ia melihat suatu keajaiban lagi. “Rumah-rumah, ladang? Taman? Siapakah penghuninya?!” Frei melihat itu adalah manusia dari bumi dari kejauhan.. dan kelihatannya mereka adalah orang-orang Jepang dari wajahnya.. Dilihat dari rumahnya yang hanya ada 7 saja, Frei memperkirakan jumlah populasi di tempat itu sekitar 7 keluarga saja. Dengan memberanikan diri Frei mendatangi pemukiman tersebut, terlihat di taman ada seorang perempuan yang sedang menulis. Frei langsung bersiap-siap berbincang dengan perempuan tersebut. Frei terus mendekat, setelah kira-kira jarak Frei dengan perempuan itu sekitar 10 meter. Perempuan tersebut menyadari kehadiran Frei dan bingung karena tidak mengenali wajah Frei dan segera menjauh darinya, berlari dan terdengar berteriak mengenai sesuatu untuk memberi tahu orang-orang di pemukiman tersebut. Beberapa keluarga keluar dari rumahnya dan langsung siap-siap menyerang Frei. Perempuan tersebut datang kembali dengan seorang laki-laki yang sudah tua, lelaki itu dengan tenang berjalan mendekati frei, Dia sepertinya tahu Frei adalah astronot dari pakaian yang digunakan oleh Frei. Lelaki tersebut bertanya dalam bahasa Inggris “Siapa anda, orang asing?” Dengan nada pelan Frei menjawab juga dengan bahasa Inggris “Saya Frei dari LPA Indonesia, saya tersesat.. Dan siapa anda ?” Lelaki itu menjawab “Saya Saiko dari Penelitian Antariksa Jepang, (PAJ), saya juga tersesat, dapatkah kamu jelaskan bagaimana kamu bisa sampai disini?” Frei mengangguk dan mulai bercerita di taman tersebut dengan Saiko.

Saiko tersenyum-senyum mendengar cerita Frei, Di dalam hatinya Saiko berkata “Saya ingat penderitaan saya, saya terperosok ke dalam tempat ini, tetapi ternyata masih ada yang lebih menderita dari saya, terperosok sendirian”. Setelah mengobrol Saiko mengucapkan “Mohon maaf! Saya tadinya akan menyerangmu untung saja saya mengenali baju astronotmu.” “Tidak apa-apa, maaf saya mengagetkan anda..”

“Apakah kamu menyukai Jepang Frei?” “Ya, saya pikir, saya suka manga, anime dan musiknya” “Hahahaha, sangat klasik. Semua juga suka anime dan manga” “Hehe, Saya suka orang-orang jepang juga..” “Hmm, dari segi apa?” “Orang Jepang itu baik, dan bijaksana.” “Oh begitu… tetapi tidak semua orang di jepang seperti itu Frei..” “Ya saya tahu Pak Saiko” “Saya menyesalkan tim pencarian dari PAJ menghentikan untuk mencari kami..” “Saya mengerti Pak Saiko, saya turut prihatin..” “Tidak apa Frei, itu hanya ingatan masa lalu saja, mohon maaf membuatmu khawatir..” Setelah Saiko bercerita mengenai perasaannya terjebak di tempat ini kepada Frei, Frei mengerti bahwa Saiko ingin pulang ke bumi. Dan Frei berharap mereka bisa kembali lagi ke bumi. Saiko bertanya “Frei, apakah kamu ingin tinggal di sekitar sini?” “Tentu Pak Saiko, saya menyukainya..” “Jadi, kamu harus buat tenda di sekitar sini, saya punya tendanya.” “Baik, terima kasih Pak Saiko, saya akan menggunakan tendanya dan saya ingin mendirikan rumah juga di sekitar sini nantinya.” “Baguslah Frei. Tunggu sebentar disini.” “Terima kasih Pak Saiko” Lalu saiko mengambil satu diantara tenda-tenda yang dimilikinya. Ia membuatnya untuk tim PAJ yang terperosok, sedangkan teman-teman timnya mencari makanan untuk mereka makan bersama saat itu, mereka berjuang keras untuk tetap bertahan hidup di tempat ini. Lalu dibawanya tenda tersebut ke taman, Frei terlihat sedang berpikir sambil menunggu. “Ini tendanya, silahkan pasang..” “Baik Pak Saiko, terima kasih.” Langsung Frei mencari tempat untuk membuat tendanya, dan akhirnya didirikan di dekat taman tersebut. “Saya akan meninggalkanmu, Saya akan pergi memancing.” Saiko menjelaskan. Saiko melihat Frei orang yang cekatan, dia dirikan tendanya dengan sangat cepat. “Saya juga mau ikut memancing Pak Saiko.” “Baik, kita pergi ke selatan.” “Dimana utaranya?” Tanya Frei. “Utaranya itu terletak pada patung di tempat kamu terjatuh Frei.” “Jadi patung yang di dekat tempat saya terjatuh itu simbol dari utara?” “Betul Frei, patung dengan dua pilar itu utara, dan satu lagi dengan satu pilar itu selatan. Pilar selatan terletak ke arah pemukiman dari pilar utara.” Tempat sungai yang bisa dipancing itu harus ke arah selatan dahulu lalu ke arah timurnya. Mereka akan menemukan tugu untuk tanda selatan. Saiko menyuruh Frei mengambil batang pohon di Timur tempat tinggal, disana terdapat hutan buah-buahan yang dipelihara dan diperbanyak oleh tim Saiko. Lalu benangnya Frei dapat dari bekas peralatan mengikat ransel milik Saiko.

“Baik kita siap” Saiko bersemangat, “Ayo berangkat!” Frei menjawabnya.. Mereka berjalan menuju tugu selatan, cukup jauh. Di perjalanan mereka mengobrol mengenai negara, hobi, dan cita-cita. Cita-cita negara Saiko dan Frei sama yaitu bisa membuat suatu tempat yang mendukung kehidupan di dataran Mars. Tapi pihak PAJ sedang menunda rencana pembangunan kompleks di Mars, karena PAJ sedang membangun kompleks di bulan selama 19 tahun sejak kejadian Timnya Saiko terperosok di Mars. Tadinya pihak PAJ dalam bidang penelitian ingin membangun di atas permukaan mars karena di bulan sudah ada kompleks milik NAS yang berpopulasi hampir 1000 orang sampai saat ini. Untungnya NAS malah sangat mendukung pihak PAJ untuk membangun kompleks di Mars juga. Akhirnya kompleks PAJ di bulan saat ini sudah ada 400 lebih populasi yang menempatinya, kompleksnya lebih luas dibandingkan yang dibuat oleh NAS. NAS adalah badan antariksa terbesar dari Amerika.

Frei sampai di tugu selatan, ia melihat tugunya, dan mengerti bahwa navigasi di dataran ini juga sangat penting jika tidak ingin tersesat. Mereka melanjutkan ke arah timur untuk mengunjungi sungai yang banyak ikannya. Saat di perjalanan menuju kesana ada perkataan yang teringat terus oleh Frei bahwa Saiko ingin mengunjungi kompleks PAJ di bulan dan kembali ke bumi. Dan Frei pun sedih mengingat Bumi yang sudah lama ditinggalkan oleh Frei. Akhirnya mereka sampai ke tujuan, sesampainya disana terlihat mereka berdua sangat senang. “Mari memancing Frei!” kata Saiko “ Siap!” Sambut Frei, pertama Saiko duluan yang melemparkan pancingannya ke sungai itu saiko menggunakan potongan buah Apel yang ia ambil di hutan buah belakang pemukiman, buah Apel itu tentu saja berbeda dengan yang ada di Bumi. Warnanya coklat luarnya dan kuning dalamnya. Lalu Frei juga mengikut Saiko. Ia melempar pancingannya dengan umpan yang sama, Frei meminta umpannya kepada Saiko karena tidak sempat memikirkan untuk menyiapkannya. Tidak lama kemudian pancingan Frei disahut sesuatu, Frei kaget dan senang. Karena kebingungan pancingan itu diserahkan ke Saiko, lalu saiko memegang alat pancing tersebut lalu berlari. Memang itulah cara memancing dengan pancingan sederhana buatan Saiko. Akhirnya sesuatu terlihat meloncat dari air, ikan berwarna hitam lalu setelah sampai ke tepi Saiko terlihat kurang gembira “Ikan ini tidak dapat kita makan! Ikan ini mengandung racun, lebih baik kita kembalikan saja ke air..” “Sial, Saya pikir ikan ini bisa dimakan! Beruntung saya tidak memancing sendiri saya pasti akan mati jika memakan ikan ini” “Hahaha, ikan yang tadi tidak seberbahaya kamu pikirkan, jika kamu memakan ikan yang tadi maka kamu akan gatal-gatal dan pusing” “Apakah kamu pernah memakannya?” “iya pernah” Saiko tersenyum dan Frei tertawa.. Lalu mereka melanjutkan memancing sampai mendapatkan lebih dari 10 ikan. Mereka kembali ke desa, Frei yang memanggul ikannya, ia senang membayangkan masakan yang enak, ia membayangkan saat di Bumi, saat Frei memakan Ikan Gurame asam manis. Terasa sangat nikmat. Frei menjadi merasa lapar dan ingin cepat sampai. Frei menanyakan pada Saiko “Apakah ada binatang-binatang lain di dataran ini?” Saya pikir tidak ada binatang-binatang lain disini hanya ikan..” “Fiuh, untung bagi kita, saya takut jika ada predator di dataran ini..” “Saya harap juga begitu, saya tidak 100% yakin.”

Sejak pembicaraan tentang binatang buas, Frei tidak tenang berjalan menuju pemukiman. Dia takut jika tiba-tiba ada binatang buas muncul. Tidak lama kemudian Frei berteriak “Wow, apa itu?!” “Dimana Frei?” Saiko bingung. “Wow sepertinya itu kelelawar!” kata Saiko lagi melihat kelelawar yang lumayan besar. Memang gua identik sekali dengan kelelawar, tapi kelelawar ini besar. “Saya pikir kelelawar itu dari hutan jauh dari selatan, kita belum menjelajah semua dataran ini.” “Baik, kita berdoa dan jalan lebih cepat.” Kata Frei. Saiko setuju. Perjalanan menuju pemukiman jadi tidak menyenangkan malah menegangkan. Frei memegang alat pancingnya erat-erat, siapa tahu tiba-tiba kelelawar menyerang, dia bisa memukulnya. Perjalanan yang cukup lama itu teralsa lebih lama.

Frei dan Saiko sampai ke tugu selatan. Lalu Saiko menunjuk ke arah selatan dari tugu tersebut. “Mungkin kelelawarnya dari sana, disana letaknya hutan selatan. Masih jauh jaraknya dari sini.” Frei mengangguk dan terlihat pucat di bayangkannya banyak binatang buas di hutan selatan itu. Frei menyarankan agar mereka langsung melanjutkan perjalanan, ia sudah merasa lelah begitu juga Saiko kelihatannya. Frei melihat jam tangannya yang masih dalam waktu GMT+8 sudah menunjukkan jam 6 sore. Ia perkirakan jam setengah 8 sudah bisa sampai ke pemukiman lagi. Di perjalanan mereka tetap berhati-hati, karena takut akan kelelawar besar. Lalu setelah berjalan sekitar 1,5 jam mereka belum sampai juga tetapi sudah dekat. Akhirnya mereka sampai setengah jam lebih lambat dari perkiraan Frei. Warga PAJ di pemukiman tersebut langsung menyambutnya. Miho adalah anaknya Saiko, dia adalah orang pertama yang melihat kedatangan Frei ke pemukiman mereka, sebenarnya Miho masih takut terhadap Frei tetapi melihat Frei sangat akrab dengan bapaknya, Miho mulai tidak takut. “Bisa saya bantu Frei?” “Tidak terima kasih, saya mau mandi dulu.” Lalu Saiko menyuruh Miho untuk memasak setengah dari tangkapannya untuk mengadakan pesta sambutan untuk Frei. “Miho, kita akan mengadakan pesta sambutan untuk Frei, kamu masak ikan ini dengan cara yang sudah Ibu ajarkan, dan minta bantuannya jika kamu mengalami kesulitan, kita akan mengundang seluruh tetangga.” “Baik Ayah!” Saiko memang orang yang baik dan perhatian terhadap lingkungannya, Frei tidak mengetahui bahwa akan ada pesta sambutan yang dilakukan untuk dirinya. Frei mandi cukup lama, dan proses memasak ikan yang dilakukan Miho dan Ibunya cukup cepat, di ruang keluarga rumah Saiko sudah disiapkan tempat bagi semuanya, dan di tengah ruangan sudah ada masakan yang sudah matang. Saiko memanggil tetangga-tetangganya untuk datang ke rumahnya, lalu semuanya pun berkumpul di rumah Saiko. Frei sudah mandi dan sangat mengantuk lalu Ia melihat dan heran semuanya berkumpul di rumah Saiko. Frei mengetuk rumah Saiko. Saiko berkata “Hei Frei, pesta akan dimulai!” “Wah, saya tidak menduga ini, keren!” Kata Frei “ Yeaah!” kata para peserta pesta. Saiko menyambut Frei. “Selamat datang, sekarang mari kita makan bersama.” “Baik, saya sangat senang, terima kasih Saiko” Frei sangat senang, perasaan Frei bertambah senang saat melihat sudah berkumpul semua penghuni pemukiman disitu. Terlihat sempit tapi menyenangkan. “Silahkan duduk Frei.” Kata saiko, lalu Frei duduk kebetulan disebelah Miho, karena Frei dan Miho terlihat tidak terlalu berbeda umurnya mereka terlihat serasi. Miho memerah pipinya karena kedatangan Frei, karena tidak ada orang yang seumuran Miho di pemukiman tersebut, rata-rata sudah tua. Mereka memulai pestanya dengan menyantap ikan yang besar-besar tersebut, Frei merasa senang bisa memakan ikan tangkapannya. Semua kebagian ikannya, dan mereka semua kenyang.

Setelah makan-makan selesai dimulailah perbincangan mengenai berbagai macam ilmu, Miho merasa sangat penasaran dengan keadaan Bumi, karena Ia dilahirkan di pemukiman ini, Ibu dan Bapak Miho adalah astronot di Tim yang sama sejak 22 tahun yang lalu mereka sudah berpacaran dan memutuskan menikah di pemukiman ini setelah mereka terjebak 19 tahun yang lalu. Miho sekarang berumur 18 tahun tidak jauh dengan umur Frei yang baru saja 20 tahun. Frei adalah astronot muda yang berprestasi. Miho sangat senang dengan perbincangan sepanjang pesta itu, Miho mendapat banyak gambaran mengenai kehidupan di Indonesia dan kegiatan sekolah astronot pada jaman sekarang. Tentu saja Miho hanya ingin menjadi astronot seperti Ibu dan Bapaknya dan setelah bertemu Frei keinginan Miho untuk menjadi astronot semakin kuat, Ia ingin ke bumi dan menjelajah planet lainnya. Pesta selesai, mereka semua kenyang dan mengantuk, semuanya mulai berpamitan kepada Saiko dan juga berterima kasih kepadanya telah mengadakan pesta yang menyenangkan. Frei pun berpamitan dan langsung menuju tendanya di dekat taman, Frei senang bertemu dengan Miho, Miho adalah gadis yang cantik dan baik hati. Sesampainya di tenda Frei langsung tidur.

Keesokan harinya (1 hari) menjelang pendaratan di Mars Kapten Andre semakin mendekat dengan Mars dan mulai menghubungi Guelami dan Ryan lagi, Guelami mengirimkan koordinat mereka berdua kepada Kapten, tak lama kemudian koordinat tersebut diterima di hyperspace, kapten Andre langsung memerintah “Tim, kita akan mendarat di koordinat ini, harap membuat rute dan mengecek daratan yang bisa dipakai mendarat.” “ Siap kapten, laksanakan.” Semua mengecek tujuan mendaratnya. “Kapten, terlihat banyak lubang dari satelit Mars, jadi kita harus sedikit menjauh dari koordinat, sekitar 3km.” “Baik, laksanakan! “ Kapten memberitahu kondisinya kepada Guelami dan Ia setuju dengan keputusan Kapten. Guelami juga sudah mulai resah, karena persediaan makanan, minuman dan oksigen sudah mulai menipis. Ryan terus mempelajari permukaan Mars dan tetap mencari daratan yang bisa dijadikan kompleks oleh LPA dengan computer tabletnya. Sedangkan Guelami tetap mengkhawatirkan sahabatnya Frei. Dia terkadang berpikir bahwa Frei mungkin tidak akan selamat. Tetapi di sisi lain Guelami juga berpikir bahwa Frei itu tangguh dan akan menemukan cara bertahan hidup.

Frei bangun dan mulai mencari kayu-kayu di hutan dekat pemukiman untuk dijadikan bahan bakar memasak. Hutan itu tidak terlalu menyeramkan. Frei senang untuk kembali lagi ke hutan itu sambil mengambil buah-buahan dan sayur-sayuran secukupnya. Frei juga menebang pohon kecil sesuai instruksi Saiko agar dapat membuat rumah sendiri. Kayu-kayu bakar tersebut di serahkan kepada penduduk pemukiman tersebut sementara sebagian penduduk yang lain juga mengumpulkan batu Kristal untuk menyalakan api dan ada juga yang pergi memancing mereka semua melakukan barter jika membutuhkan sesuatu dengan menukarkan hasil pencarian mereka. Frei terpikir untuk membuat pemukiman ini menjadi besar, memiliki hunter (pemburu), dokter, dan petani. Frei mencoba membuat senjata dari kayu yang dikumpulkannya dengan batu Kristal yang didapatkan dari penduduk. Frei membuat desainnya di PDA. Frei lalu membuat desain no. 1 dengan konsep pisau berburu. Bertujuan untuk membuat para penduduk di pemukiman bisa melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas yang belum diketahui, terutama kelelawar besar yang sudah pernah dilihat oleh Frei. Senjata no. 1 selesai dibuat dengan memakan waktu cukup lama, karena sudah susah ternyata membuat senjata itu. Setelah senjata no. 1 sudah selesai dirakit, Frei mendatangi Saiko. Frei mengetuk pintu rumah saiko.. “Tok-Tok!” “Siapa disana?” Saiko berjalan menuju pintu. “Saya Frei..” pintu terbuka, lalu Frei bercerita “Hei, saya ingin memberikan ini, ini adalah pisau yang dibuat oleh saya, ini untuk mereka yang pergi memancing, untuk mengantisipasi jika bertemu dengan kelelawar yang besar!” Saiko terkejut “ Wah, saya pikir, bagus sekali!” Saiko menyimpan pisau tersebut. “Pedang ini harus digunakan bergantian karena hanya ada satu.” Dia berkata di dalam hati. “Sejak 19 tahun kami disini kami belum berpikir mengenai membuat senjata, terima kasih Frei.” “Tidak masalah, saya akan membuat model lainnya juga untuk tujuan yang lainnya.” Setelah itu Frei kembali ke tendanya dan mulai merancang rumah yang akan dibangunnya di PDA “mungkin sesederhana ini saja” Frei memulai menumpuk kayu yang ia bawa setelah semua kayu yang ada tertumpuk, itu baru sebagian kecil dari tampak depan rumah yang diinginkan oleh Frei. Karena capek, Frei mandi lalu makan dan akhirnya tidur. Tiba-tiba terdengar kegaduhan di pemukiman tersebut, Frei kaget dan keluar dari tendanya melihat orang-orang sedang berkumpul mengelilingi kelelawar besar yang sudah mati. Frei lalu mendatangi kerumunan tersebut dan bertanya pada Saiko, ada apa sebenarnya. Saiko menjelaskan bahwa para pemancing hari ini diserang oleh kelelawar besar ini saat di perjalanan untungnya mereka membawa pisau buatan Frei dan bisa melawan kelelawar tersebut.” Mereka beruntung sekali” kata Saiko. Lalu Saiko bertanya pada pemukim yang lain “Mau diapakan kelelawar ini?” Seseorang menjawab “Bagaimana kalau kita makan?” ada juga yang ingin menelitinya. Lalu semua sepakat untuk menelitinya terlebih dahulu lalu memakannya untuk yang mau. Frei dan Saiko tidak ingin memakannya karena terlihat menjijikan. Setelah diteliti ternyata sama saja seperti kelelawar di bumi hanya lebih besar, dilihat dari isi perutnya ada sisa biji-bijian yang menjelaskan bahwa kelelawar ini adalah pemakan buah-buahan. Mungkin mereka tertarik melihat gerak manusia dan mulai menyerang. Warga pemukiman pun langsung membakar kelelawar tersebut setelah diteliti dan ada beberapa yang memakannya. Dagingnya keras, lebih keras dari daging bebek kata mereka yang memakannya. Setelah kejadian penyerangan Saiko meminta Frei membuat pisau No.1 lagi sebanyak dua atau tiga buah. “Maksud saya menyuruhmu untuk membuat pisau lagi untuk meningkatkan keselamatan teman-teman kita” kata Saiko. “Baik, saya akan mencoba membuat lagi senajata No. 1” Frei langsung menuju tendanya, mengambil sisa Kristal dan kayu dan merakitnya lagi menjadi pisau No. 1 butuh beberapa waktu untuk menyelesaikan senjata itu.

5 Jam sebelum tim penyelamat yang dipimpin kapten Andre sampai di Mars. “Siap-siap mendarat tim, cek tekanan oli, tenkanan udara, kecepatan, dan arah kita akan mendarat.” Kapten menyuruh bagian komunikasi juga untuk menghubungi guelami. “Sudah terhubung kapten!” “Baik, apakah koordinat X4,247,9Y,11301 aman untuk dipakai mendarat oleh hyperspace? “Tanya kapten kepada Guilami “Sebentar kapten… setelah saya cek, betul itu memang koordinat yang saya dan Ryan sarankan.” “Bisakah anda mensurveinya sekarang? Karena kurang dari 5 jam lagi kami akan mendarat.” “Baik, kami akan mensurveinya sekarang” Guelami dan Ryan langsung bergegas mengendarai spacecar ke koordinat yang disarankan oleh mereka. Dalam 10 menit Ryan dan Guelami sampai ke lokasi dan langsung memfoto dan berkeliling di sekitar tempat yang akan dipakai mendarat itu. Mereka sangat teliti untuk menghindari kesalahan seperti saat Frei terperosok.

4 Jam sebelum hyperspace mendarat.

“Setelah kami survey, koordinat X4,247,9Y,11301 layak untuk dipakai mendarat kapten. Kami akan menjemput anda saat pendaratan.” Kapten Andre sedang sibuk memerhatikan foto landasan yang dikirim oleh Ryan dan Guelami. “Hmm, baik terima kasih..”

1 Jam sebelum mendarat

“Kapten, pesawat hyperspace sudah mulai terlihat dari sini” Ryan dan Guelami menatap hyperspace yang terlihat kecil itu.”Kami akan mendarat kurang dari 1 jam lagi” Kapten sedang tidak sempat mengobrol, dia terfokus pada layar yang menunjukan statistic dari keseluruhan pesawat, masih terlihat normal tetapi jet utama tidak stabil tolong cek secara manual kebelakang, lalu persiapkan jet untuk mode mendarat .” Para mekanik mengecek dan merubah untuk mode mendarat, jet utama semakin tidak stabil ketika dirubah ke mode mendarat. “Ada apa dengan jet utama?” Kapten mendekati para mekanik “Terlihat bahwa Jet utama mengalami penyumbatan, tidak bisa diperbaiki sekarang kapten, mungkin akan ada sedikit guncangan saat mendarat tetapi masih bisa dibilang normal karena Jet utama kondisinya 80%” Kapten langsung pucat dan kembali ke kursinya dan berdoa agar bisa mendarat dengan selamat

5 menit sebelum mendarat “Mari kita semua berdoa, agar dapat mendarat dengan selamat!” “Baik Kapten!” Semua berdoa.. “Berdoa selesai.. Sekarang konsentrasi pada landasan !” “Siap laksanakan, persiapan mendarat dimulai” Kapten memegang kendali dengan sangat serius dia mengarahkan hyperspace ke landasan secara perlahan, terlihat Guelami dan Ryan sudah ada di sekitar landasan. Keringat Kapten menetes saat guncangan mulai terjadi, daratan Mars sudah dekat. Tidak lama kemudian pasir menyelimuti pandangan kapten, untungnya lingkungan sekitar aman untuk landasan, dan hyperspace sudah sangat dekat, di atas permukaan Mars. Kelihatannya Kapten mendarat dengan kecepatan yang melebihi standard an membuat goncangan yang keras di hyperspace, untungnya mereka mendarat di Mars dengan selamat. “Misi pendaratan berhasil, terima kasih kerja samanya tim!” “Sama-sama kapten!” semua bersyukur dan senang dapat mendarat di Mars dan bersiap meninggalkan hyperspace dengan baju astronot. Guelami dan Ryan terlihat berpasir karena pendaratan hyperspace. Spacecar juga terlihat terselimuti oleh pasir. Guelami terlihat sangat senang sedangkan Ryan terlihat biasa saja. Guelmai langsung menghampiri pesawat hyperspace, dan saat Guelami mendekat pintu hyperspace terbuka. Lalu terlihatlah yang pertama keluar dengan semangat adalah Kapten Adnre, diikuti beserta rekan-rekan tim penyelamat. Ia langsung menghampiri Guelami “Terima kasih atas kerjasamanya, kami tim penyelamat dapat mendarat dengan selamat tentu berkat petunjuk kalian juga” Kapten tersenyum lebar “Bukan apa-apa kapten, senang sudah bisa membantu anda dan Tim Penyelamat lainnya” Guelami terlihat bahagia. “Baik, saya akan pergi ke camp untuk member laporan spesifik kepada Pak Josh, sebentar lagi misinya akan dimulai” Kapten berubah menjadi tegas “Baik, kami sudah siap menjalankan misi!” “Ryan akan menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi dan cara terbaik menyelesaikannya menurut penelitian, terima kasih..” Guelami langsung ke spacecar dan menuju ke markas kecilnya yang kira-kira hanya dapat ditinggali oleh 7 orang, tentu saja itu markas Guelami, Ryan, dan Frei untuk meneliti Mars..

“Baik, kita akan memulai briefing” Ryan menjelaskan 7 km kea rah barat dari tempat ini adalah markas kecil tempat saya dan Guelami tinggal. Lalu 3 km dari situ adalah tempat Frei terperosok. Karena cukup jauh, kita butuh alat-alat penyelamat dipindahkan ke dekat lokasi tempat Frei terjatuh. Lalu hindari rute baru karena mungkin berbahaya, ikuti saja rute yang sering saya dan Guelami gunakan. Selanjutnya saya serahkan kepada Kapten.” Kapten Andre menanggapi, “Baik, terima kasih atas informasinya, sekarang kita pindahkan peralatan penyelamatannya..” “Ayo semangat Tim.” Semua tim langsung menurunkan peralatan dari kapal hyperspace dan mengumpulkannya untuk dibawa oleh spacecar. Kembalinya Guelami dari markas sudah ditunggu oleh tim penyelamat dan muatan yang siap diderek oleh spacecar. Ryan mengendarai spacecar beserta muatan lalu Guelami, Kapten, dan Tim penyelamat lainyya berjalan menuju markas, meninggalkan tenda-tenda mereka di tempat landasan hyperspace. Mereka semangat dan pantang menyerah berjalan sejauh 7Km. Ryan membongkar muatan sesampainya di markas. Lalu di susunlah peralatan yang harus dibawa dengan peralatan yang tidak diperlukan dengan bantuan computer tabletnya serta pengalaman Ryan sebagai pemilih alat-alat di perusahaan pertambangan saat dahulu kala. Ryan tau betul alat-alat apa saja yang cocok untuk menjelajahi gua yang sempit, gelap dan belum pernah dilalui. Tidak lama kemudian Kapten dan yang lainnya sampai di markas dan melihat peralatan sudah disiapkan di meja beserta cetakan biru rencana penyelamatan yang telah disusun oleh Ryan. Kapten melihat rencana tersebut sementara penyelamat memasang peralatan mereka dengan teliti. Guelami pun ikut memasang peralatan. Inilah yang membuat kapten bingung. Kapten tidak ingin Guelami ikut turun ke dalam gua karena belum mengetahui kemampuannya. “Guelami mengapa anda memakai peralatan?” “Saya ingin ikut membantu dalam misi ini, Frei adalah sahabat saya..” Mendengar alas an Guelami, Kapten tidak jadi menghentikannya. Karena menolong sahabat adalah hal yang sangat berani dan patut dilakukan. “Baik, konsentrasi kepada misi” Kapten berpikir dan memasang peralatannya. Semua peralatan sudah terpasang, lalu Ryan mengecek perlengkapan semua Tim agar tidak ada yang kurang. Ryan menemukan ada seorang dari tim yang mengambil senter lebih dari satu, tapi dia tidak mempermasalahkannya karena mungkin akan berguna juga dan persediaan senter masih ada. Ryan melihat GPS Tim dan mencocokan nama mereka ke GPS utama yang terletak di markas dan di pantau oleh Ryan. Setelah semua lengkap mereka diijinkan oleh Ryan untuk menjalankan misi. Kapten mengatur timnya agar mulai berjalan menuju lokasi daratan tempat Frei terjatuh. “Tim, saat ini kita kaan ke daratan berbahaya, kode dalam misi ini ‘hollow zone’ tetap waspada.” Mereka sudah dekat dengan ‘hollow zone’ Guelami mengingat saat Frei terperosok, Ia terdiam. Kapten menegurnya agar tetap focus. Lalu mereka memilih terowongan yang akan dimasuki. Setelah dipertimbangkan oleh Ryan, mereka seharusnya menyusuri lobang yang sama dengan tempat Frei terjatuh. Tetapi Kapten ingin tim di bagi 2, satu tim lewat tempat Frei terjatuh, satu lagi menunggu di daratan agar dapat membantu dengan tangkas bila sesuatu terjadi. Setelah dipertimbangkan Ryan setuju dengan pemikiran kapten. Lalu kapten mulai turun diikuti oleh tim pertama. Lorongnya sempit dan mereka mulai menyusuri lorong. Mereka bergerak dengan hati hati menyusuri jalan yang telah dilalu Frei, terlihat ada jejak sepatu. Mereka bertemu banyak persimpangan di dalam lorong itu. 6 jam telah berlalu dan setengah perjalanan sudah dilalui. Tim pertama mengabari tim ke dua untuk tetap siaga melalui koneksi super wi-fi.. Tim pertama memindai keadaan lorong dan mengirimkannya ke tim dua. Lalu tim dua menyimak baik-baik.

Setelah 16 jam lewat ternyata terlihat adalah jalan yang buntu. Tim satu bingung lalu menanyakan kepada Ryan, dimana jatuhnya Frei. Ryan menjaab di sekitar tempat tim satu berada. Lalu kapten memerintah untuk memeriksa sekitar lorong. Salah seorang dari tim satu mendekati akhir dari lorong ini dan dia kaget karena terjatuh. Semua tim kaget melihat salah satu timnya terperosok. Kapten dan tim lainnya mengulurkan tali dan menyusul temannya yang terjatuh. Setelah tiba di tempat yang redup dikelilingo oleh cahaya batu-batu crystal yang menerangi mereka terbingung melihat ada monument disana. Kapten berpikir keras mengapa ada monument di tempat seperti ini? “Apakah ada kehidupan?” “Kemungkinan besar Frei ada di sekitar sini” Pikir Kapten. Lalu kapten mengabari tim 2 untuk memperlebar lobang ke gua dan membawa suplai makanan dan tenda ke tempat tim satu sekarang berada. Tim dua merespon dengan cepat dan langsung mem bor lobang di daratan lebih besar selama beberapa jam lalu mereka turun membawa suplai makanan menyusuri lorong menuju tim satu. Tim dua mudah untuk menemukan tim satu karena sudah terekam peta di dalam gua di setiap GPS masing-masing. 10 jam kemudian tim dua menurunkan bahan makanan ke tempat yang misterius, aliran air di sekitar tempat itu menandakan kemungkinan besar ada kehidupan. Setelah memberikan makanan ke tim satu, tim dua mendapat tugas besar untuk kembali lagi ke daratan Mars dan memperbaiki kerusakan hyperspace. Menurut kapten tim satu sudah cukup untuk mencari Frei. Tim dua kembali lagi ke permukaan planet Mars, mereka sangat lelah. Mereka beristirahat di markas bersama Ryan. Salah seorang dari tim dua ada yang dehidrasi dan pingsan, Ryan menolong orang tersebut. Tim dua membincangkan keadaan tempat tim satu tadi, mereka sangat ingin menjelajahi tempat tersebut, terlihat ada misteri di tempat tersebut. Setelah mendengar tempat tersebut mempunyai aliran air, Ryan menelpon Pak Josh di Bumi, dan mengabarkan ada penemuan besar. Pak Josh bersemangat mendengar berita itu. Pak Josh ingin mempercepat keberangkatan hypercruiser untuk mendirikan kompleks di Mars dan meneliti gua dalam tanah tersebut, jika betul ada air, maka air tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kompleks yang akan dibangun. Pak Josh langsung bertanya pada Pranata “Apakah semua bahan kompleks Mars dan ekspedisi sudah siap?” Pranata melihat list pekerjaannya, “Sudah pak, tinggal dimuat kedalam hypercruiser.” Pak Josh sangat senang. LPA akan terkenal di seluruh dunia jika berhasil mendirikan kompleks di Mars. Tinggal menunggu waktu saja hypercruiser segera berangkat. Ryan dan tim dua sedang bertanya-tanya keadaan sebenarnya di tempat keberadaan tim satu sekarang, gua dengan aliran air dan crystal yang bercahaya adalah kabar paling menggembirakan yang Ryan dapatkan saat ini. Tim dua beristirahat sejenak sambil mempersiapkan manual merawat pesawat hyperspace. Masalah yang ditemukan adalah penyumbatan bahan bakar di salah satu mesin yang mengakibatkan mesin tidak stabil. Tim dua berangkat menuju hyperspace dengan spacecar. Setelah sampai mereka membongkar penutup jet dan menginspeksi pipa-pipa bahan bakar kemudian salah seorang tim dua melakukan pendorongan bahan bakar ke jeet, saat itulah semua pipa bahan bakar dibuka ujungnya, pipa-pipa bahan bakar ini menyemprotkan bahan bakar secara bersama-sama, tetapi ada dua pipa yang tidak stabil, terlihat tersendat, diketahuilah bahwa dua pipa itu yang menyebabkan mesin tidak stabil. Lalu mereka membongkar dan membersihkannya. Setelah kedua pipa yang tersendat tadi bersih mereka pasangkan kembali kedua pipa tersebut dan melakukan pendorongan bahan bakar lagi.. Semua terlihat sudah stabil. Mereka mengencangkan semua pipa dan menjalankan jet hyperspace. “engine start” di layar statistic terlihat bahwa jet yang tidak stabil tersebut sekarang kondisinya sudah 90%. “engine stop” mereka membongkar jet utama dan membersihkan saringan bahan bakarnya, agar efektif mereka berinisiatif membersihkan semua saringan bahan bakar jet-jet lainnya. Mereka mencoba kembali jet-jet yang sudah dibersihkan. “engine start” statistic di computer terlihat kondisi jet 98% secara keseluruhan. Ini berarti bagus, mereka sudah selesai menservis pesawat hyperspace. Tim dua lega telah menyelesaikan misi yang diberikan kapten. Mereka memasang kamera cctv di sekitar pesawat hyperspace untuk memastikan keadaan pesawat. Tim dua lalu kembali ke markas kecil dan beristirahat. Misi mereka di tulis oleh Ryan sebagai protocol dan menyampaikannya kepada Pak Josh. Pak Josh menerima status misi terbaru dan membalas “lanjutkan misi” Ryan mendapatkan pesan tersebut dan mengerti bahwa tim dua tidak boleh bersantai-santai tetapi Ryan memberikan waktu istirahat satu hari sebelum Ia ingin mengirim tim dua untuk mencek keadaan tim satu. Tim dua, mereka mandi, makan, dan berbaring di markas, ada juga yang bermain kartu milik Guelami dan Ryan. Beristirahat dan merayakan keberhasilan misi sampingan yang diberikan Kapten. Tim dua juga sudah berencana akan menyusul Kapten segera setelah mereka cukup beristirahat, agar konsentrasi pada misi dapat dilakukan dan mencapai keberhasilan dari misi utama, misi penyelamatan.

Prolog

Kehidupan di Planet Mars

Frei adalah ilmuwan antariksa Indonesia lulusan Institut ­Tekno Bandung, dia bekerja di LPA (Lembaga Pengamatan Antariksa). Frei dan timnya di LPA meneliti tentang kehidupan mars, dia percaya bahwa ada makhluk hidup disana. LPA juga berencana membuat kompleks tempat tinggal di Mars. Setelah mempunyai pesawat ulang alik yang dapat mendarat di Mars yang pembuatannya dibantu oleh anak-anak SMK, Frei dan kawan-kawan menjelajah ke planet Mars. Sesampainya di Mars Tim Frei berjalan-jalan menyusuri Mars. Tetapi saat timnya sedang berjalan Frei jatuh terperosok ke lubang yang menghubungkan permukaan planet yang gersang dengan kehidupan di bawah permukaan planet Mars.