Burung tinggal menempati sarang atau sangkar. Sarang merupakan tempat tinggal dan tempat burung menyimpan telur-telurnya. Anak-anak unggas setelah menetas dan sebelum bisa terbang akan tinggal di sekitar sarangnya. Sedangkan sangkar adalah kandang jeruji besi atau kayu untuk burung yang berukuran besar seperti nuri, kakak tua dan elang.
Beberapa jenis unggas terbiasa membuat sarangnya sendiri. Manusia memanfaatkan sarang burung seperti wallet untuk bahan makanan seperti agar-agar. Berbeda lagi dengan merpati, manusia biasanya membuatkan rumah berbentuk kotak berukuran kecil sedang dan diberi lubang pintu untuk para merpati berteduh dari panas sinar matahari dan hujan. Banyak cara yang dilakukan hewan bertahan hidup. Misalnya, jenis burung gereja, mereka pandai membuat sarang dan berkelompok.
Kini, manusia juga banyak yang bisa membuat sarang burung. Sebut saja saudari Tina, sepertinya ia memproduksi sarang burung dengan jumlah yang cukup banyak dan menjualnya di applikasi online. Keahlian menjadi pengrajin sarang burung (atau sayang manuk dalam Bahasa Sunda) ternyanta dapat menjadi profesi yang cukup menguntungkan, sehingga saya pun tertarik untuk dapat membuatnya sendiri.
Apalagi setelah melihat video tutorial pembuatan sarang burung yang dilakukan oleh seorang perempuan di link berikut ini. https://youtu.be/gAw7ul5wJZM Pembuatannya terlihat cukup mudah dan menarik.
Saya menggunakan beberapa bahan daur ulang di sini, seperti jerami dan lem yang terbuat dari aci.
Pertama, saya membuat lingkaran kecil kemudian lingkaran besar yang saling menyambung. Setelah itu, jeraminya yang melintang dimasukan ke dalam dan dirapikan. Agar kokoh saya bubuhi lem seperti pada waktu membuat lingkaran kecil pertama kali, jadilah sarang burung.