Bagian III: Produk Fashion

Produk fashion kulit lembu, sapi atau binatang lainnya tentu tidak boleh berbau aneh dan mengundang serangga, sehingga proses penyamakan kulit dilakukan sebelum akhirnya dijahit dan sampai ke tangan Anda. Kulit sapi untuk produk non pangan akan mengalami tahapan pengolahan yang cukup Panjang. Terdapat ± 6-7 ruang proses dan tahapan penyamakan lateks pada pabrik kulit tersebut secara Teknologi Tata Cara Kerja.

Sebelum memasuki tahapan penyamakan kulit di pabrik, sapi-sapi ternak yang akan menghasilkan bahan kulit pada padang rumput atau tempat pejagalan dirawat, disembelih dan dipisahkan kulitnya dari bagian lainnya terlebih dahulu. Kulit yang telah dipisahkan akan melalui tahapan pemisahan pada ruang pemotongan, akan segera dikirim dan memasuki tahapan kedua. Selama didistribusikan menggunakan ruang pendingin, ruang pendingin dalam mobil box diperiksa suhunya agar tekstur kulit tidak berubah.

Tahapan yang ketiga merupakan pembersihan (batch) di dalam mesin, pada ini ini kulit-kulit sapi yang diterima dari ruang pendingin dalam kendaraan dipindahkan dengan trolley dicuci dan dibersihkan dari bulu-bulu yang menempel dengan metode kimia, yaitu larutan natrium sulfida kapur dan diagitasi dalam mesin agar proses fisikokimia dalam mesin berlangsung. Setelah bulu telah dibuang, kemudian dinetralkan dengan asam dan diberikan enzim agar meningkatkan kelembutan bahan. Selanjutnya kulit disimpan dan dibersihkan kembali melalui proses perendaman dalam larutan asam, garam dan air.

Tahapan berikutnya adalah proses penyamakan kulit. Bedasarkan waktu prosesnya, terdapat dua jenis proses yang dapat mengubah kulit sapi menjadi bahan kulit yang sering digunakan, diantaranya ialah:

  1. Chrome

Kulit krom dapat Anda temui pada kulit tas yang kecoklatan, jok mobil dan sepatu bagian atas. Proses ini dapat dilakukan pada mesin yang sama kembali setelah cairan sebelumnya dibuang kulit diagitasi selama delapan jam dengan dibubuhi bahan kimia dengan kandungan krom trivalen hingga meresap. Kemudian dilakukan penambahan krom dan natrium karbonat atau bikarbonat yang mengandung alkali. Kemudian diperiksa teksturnya.

2. Penyamakan Nabati

Produk kulit dengan proses penyamakan ini dapat sering Anda temukan pada produk yang lebih beragam, yaitu tas koper, ikat pinggang, strap, dan bagian dalam sepatu. Perbedaan proses penyamakan nabati dan krom adalah lama waktu yang digunakan. Penyamakan ini lebih lambat dari penyamakan krom dan menggunakan zat kimia tannin (zat dengan pH asam yang didapat dari batang pohon). Proses pengerjaannya dapat memakan waktu 3-4 hari dalam wadah tertutup.

Setelah melalui salah satu metode tersebut maka kulit dapat dikatakan sudah disamak.

Tahapan keenam dan ketujuh masih dilakukan di dalam wadah reaksi berupa drum atau wadah batch. Pada tahapan ini dilakukan pemotongan/penipisan dan pewarnaan (splitting and dying). Pada proses ini dilakukan pemisahaan sesuai desain dan kebutuhan produksi. Proses pengerjaannya juga memperhitungkan ketebalan bahan kulit agar sesuai untuk proses berikutnya. Bahan kulit yang disamak tadi dimasukkan ke dalam drum yang berputar dengan air panas dan pewarna. Kumudian dilumasi dengan lemak alami atau sintetis, pembubuhan bahan penyamakan sintetis dilakukan agar mendapatkan warna dan tekstur yang diinginkan pada produk akhir.

Tahapan akhir ini adalah pengaturan kadar air dan proses pelapisan. Proses pengaturan ini dilakukan untuk menghilangkan kelebihan air pada kulit agar keluar sebelum proses pengeringan. Metode pengaturan yang dilakukan berbeda-beda tergantung pada jenis kulit yang dihasilkan pada proses sebelumnya. Jenis kulit tertentu biasanya hanya dilebarkan, digantung dan dijemur tanpa panas matahari. Sedangkan, jenis kulit lainnya dapat melalui proses penggilingan (spinner) sehingga airnya terpisahkan. Selajutnya kulit dipotong menggunakan cetakan, diemboss atau dilapisi dengan pelapis khusus agar tidak mudah mengelupas, dispray dengan pewarna kulit dan dikeringkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *