Penggunaan Ecolabel

Agroindustri dan Agribisnis

Teknologi Industri Pertanian merupakan serangkaian kegiatan menyeluruh yang erat kaitannya dengan produksi bahan agroindustri, khususnya bahan baku produk makanan. dan juga bahan tekstil. Mulai dari pengadaan bahan hingga produk jadi. Misalnya menanam, menyiram/mengairi, memanen, sortasi, penggilingan, pencampuran, pengemasan, dan seterusnya. Sedangkan, proses pemindahan (saja) bahan maupun produk atau (hanya) pengecilan ukuran sebuah bahan baku agroindustri disebut dengan kegiatan agribisnis.

Teknologi Industri Pertanian sebenarnya telah dilakoni, dikenal, dan dipahami oleh manusia dari ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu. Sebut saja, makanan tradisional khas mancanegara, siapa yang tidak kenal ragi roti dari Belanda? Keju dari Swiss. Spaghetti dan Lasagna dari Italia. Tahu dan Natto dari Jepang. Tempe dari Indonesia, dan seterusnya. Semua proses pembuatannya baik fermentasi maupun proses lainnya juga termasuk kegiatan Teknologi Industri Pertanian.

Apakah kalian pernah dengar kata fermentasi atau pemeraman? Sudah familiarkah Anda dengan kegiatan agroindustri berikut ini?

Proses fermentasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

  1. fermentasi dengan bantuan mikroorganisme seperti pada pembuatan yoghurt (Lactobacillus bulgaricus) dan yakult (Lactobacillus casei),
  2. fermentasi dengan bantuan kimia seperti pada pembuatan sabun mandi dan sabun lainnya terdapat pencampuran bahan kimia tergantung proses dan hasil yang diinginkan, misalnya pencampuran Na OH untuk membuat sabun mandi cair berbeda dengan tata cara pembuatan sabun mandi batang, dan
  3. fermentasi dengan bantuan panas seperti pada pembuatan permen dan ekstraksi bahan aktif. fermentasi bahan dengan bantuan panas terbagi menjadi dua, yaitu: pemanasan total dengan cara dimarinasi dalam suhu tinggi (direbus), dan pemanasan sebagian dengan cara dipanaskan dengan uap (dikukus).
Perlakuan pada Kecambah Sebuah Jenis Tanaman di Suatu Pabrik

Sebut saja seseorang sedang menjalani proses bisnis pembuatan tortilla hijau berbahan dasar tepung hanjeli pengganti gandum di suatu pabrik. Apabila dilihat dari proses bisnis pembuatan sebuah produk atau bahan agroindustri, aktivitas di pabrik dapat menjadi rangkaian aktivitas yang kompleks yang dapat terukur dan terarah dengan sebuah peraturan. Adanya sebuah standar baik ISO (International Standard of Organization) maupun ecolabel akan memudahkan tercapainya tujuan perusahaan.

Mulai dari tahap produksi awal atau penyediaan stok material misalnya penanaman hanjeli di sawah atau ladang. Lalu, penanganan hasil panen, penepungan (pembuatan tepung hanjeli). Kemudan, produksi tahap akhir, misalnya pembelian bahan lain, penyimpanan, dan proses ditribusi. Sebut saja pengadaan bahan baku lainnya misalnya minyak kelapa, air mineral, garam, daun bawang dan bahan lain. Selanjutnya pengadaan dan penggunaan alat produksi dan pengemasan. Biasanya semuanya tertulis dalam manajemen finansial sebagai biaya produksi, biaya listrik, dan penggunaan alat dan bahan dengan masa habis pemakaiannya dengan jumlahnya dalam satuan tertentu.

Rumus Tata Kendali Mutu. Kualitas Pangan = Halal * Aman + Pengalaman

Berdasarkan gambar diagram di atas sebuah panganan, kualitas pangannya ditentukan dengan dua faktor yaitu tingkat kehalalan pangan dan tingkat keamanan produk pangan tersebut. Tingkat keamanan produk tersebut ditentukan dari salah satunya pada faktor yang ke-3 ialah kesesuaian eco friendly dengan penggunaan ecolabel pada produknya tersebut yang memperhatikan lingkungan.

Apa Itu Ecolabel?

Ekolabel (ecolabel) merupakan salah satu penyampaian informasi yang akurat dan verifiable dan tidak menyesatkan bagi konsumen mengenai aspek lingkunan dari suatu produk (barang atau jasa), baik dari sisi komponen produknya maupun dari segi kemasan bahannya.

Tujuan dilakukan ecolabel pada sebuah tempat produksi diantaranya adalah:

  1. Ekolabel dimanfaatkan untuk mendorong konsumen agar memilih produk-produk yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan tempat tinggal konsumen dan tidak meninggalkan dampak negatif di tempat produk berasal,
  2. Bagi konsumen, manfaat dari penerapan ecolabel adalah konsumen dapat memperoleh informasi mengenai dampak lingkungan dari produk yang akan dibeli/digunakannya.

Mengapa ecolabel itu penting? Karena ecolabel dapat mengatur kepatuhan terhadap standar sebuah proses yang ramah lingkungan dan aman bagi ekosistem atau ekologi di sekitar tempat produksi

Prinsip-Prinsip Ekolabel

Produk yang diberi ecolabel selayaknya dalah produk yang dalam daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan pembuangan setelah penggunaan, memberi dampak yang positif terhadap lingkungan.

Terdapat dua tipe ecolabel, diantaranya adalah:

1. Tipe 1: Sukarela (Berkriteria Ganda Bedasarkan Program-Program Praktisi)

Secara umum, ecolabel Tipe 1 terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

  • Pemilihan kategori produk dan jasa
  • Pengembangan dan penetapan kriteria ecolabel
  • Penyiapan mekanisme dan sarana sertifikasi, termasuk pengujian, pengujian, dan tahap evaluasi, serta
  • Pemberian lisensi dan penggunaan logo ecolabel pada kemasan.

2. Tipe 2: Deklarasi Sendiri Pengakuan-Pengakuan Lingkungan

Ekolabel tipe ini merupakan pernyataan atau klaim lingkungan yang dibuat sendiri oleh produsen/pelaku usaha yang bersangkutan. Keabsahan ecolabel Tipe 2 didasari oleh:

  • Metodologi evaluasi yang jelas, transparan, ilmial dan terdokumentasi
  • Verifikasi yang memadai

3. Tipe 3: Perhitungan Kuantitatif Label Informasi Produk

Ekolabel dapat berbasis multikriteria seperti pada ecolabel Tipe 1, pada ecolabel Tipe 3 ini informasi akan lebih diperinci mengenai nilai pencapaian pada masing-masing item. Kriteria disajikan secara kuantitatif dalam label misalnya berbintang 3, 4, atau 5 atau skala dua dan tiga pada skala 1 – 3 atau dengan standar pengukuran dan penilaian yang teliti dengan satuan yang dibenarkan.