DAUN SELADA

Daun selada (Lactuca sativa) pertama kali ditanam dengan tujuan untuk memanfaatkan ekstrak minyak dari bijinya di Mesir kuno. Sejak 2680 sebelum masehi tanaman ini dikembangkan dan dibudidayakan oleh sebagian besar orang Mesir untuk kemudian diambil daunnya dan dimakan. Kemudian, selanjutnya negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat mendominasi pasar dunia sebagai produsen selada. Pada abad ke-20 konsumsi selada telah menyebar ke seluruh dunia, sayuran ini dikenal sebagai selada bokor ini di Indonesia.

Sehingga tanaman daun selada ini dapat tumbuh pada segala iklim dengan suhu rendah. Budidaya tanaman ini memerlukan perawatan yang serius dan persiapan yang cukup matang agar segera dilakukan pencucian, pengemasan, dan pengelolaan bahan pertanian ini agar tidak mudah terserang hama dan virus bibit penyakit.

Terdapat dua jenis daun selada, yakni hijau dan merah. Ini baik dikonsumsi secara mentah, biasanya dihidangkan dengan berbagai lauk pauk maupun dijadikan campuran pada lotek, gado-gado, dan salad.

Manfaat daun selada bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai sumber vitamin K dan vitamin A serta mengandung nutrisi lainnya, seperti asam folat dan zat besi.

MINT/ MENTHOL

Daun mint bernama latin Mentha piperita L. dapat kita jumpai di pasar swalayan dan pasar impor. Daun mint merupakan jenis tanaman aromatik penghasil minyak atsiri yang disebut minyak peppermint. Daun mint memiliki kandungan senyawa aktif berupa menthol. Manfaat daun mint antara lain dapat melancarkan fungsi pencernaan, meningkatkan sistem imun, dan meningkatkan kinerja otak. Daun mint dapat dijadikan sumber antioksidan harian dan dapat menurunkan berat badan. Daun mint yang dikenal sebagai ramuan tradisional untuk mengobati masalah pencernaan, mual, kolera, pilek, kram, dan perut kembung.

Daun mint tergolong sebagai bahan penyegar hasil pertanian, dikutip dari <https://www.merdeka.com/jabar/10-manfaat-daun-mint-untuk-kesehatan-bantu-pernapasan-hingga-atasi-stres-kln.html>, daun mint banyak dimanfaatkan untuk industri makanan dan minuman dengan khasiat untuk menyegarkan tubuh, melancarkan pencernaan, mengobati saluran pernapasan dan mengatasi stress oksidatif pada tubuh manusia. Ekstrak daun mint dikenal dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi beberapa industri minuman, pengharum (essense/minyak), dan rokok. Minuman sari daun ini baik untuk diminum setiap hari karena tergolong botanicals yang aman dan rendah dosisnya.

SAOSIN

Saosin atau sawi dapat sering kita temui sebagai campuran di hidangan aneka jajanan khas Indonesia, mulai dari mih kocok, mie ayam, mie bakso dan lain sebagainya. Sawi dapat kita beli di pasar tradisional, pasar lokal, pasar swalayan, dan gerai sayur.

Daun sawi rebus cocok untuk dihidangkan bersama panganan utama lainnya, seperti sup bakso dan mie. Daun pakchoi dan daun sawi juga bisa dimasak dengan cara ditumis sendirian maupun dengan bahan lainnya untuk dibuat capcay. Dikutip dari <https://kesehatan.kontan.co.id/news/6-manfaat-sawi-hijau-sayur-favorit-pedagang-mie-ayam>, manfaat sawi hijau untuk kesehatan mata yaitu sebagai sumber antioksidan yang kaya bahan aktif, diantaranya ialah flavonoid, betakarotein, lutein, vitamin C dan vitamin E. Daun sawi sebagai sumber vitamin K membantu mengatasi demensia, sumber vitamin C yang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh. Berikutnya adalah kandungan glukosinolat yang membantu melindungi sel dari kerusakan DNA dan mencegah pertumbuhan sel kanker dan menjaga kesehatan paru-paru. Mengonsumsi sawi untuk memenuhi asupan mineral dan klorofil dapat membantu menurunkan kadar lemak darah dan sangan baik untuk kesehatan.

KALE

Daun kale atau kubis keriting memiliki nama latin (Brassica oleracea var. sabellica), dikenal sebagai tanaman yang dapat dimanfaatkan daunnya. Sayuran kale dapat mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan jantung, mencegah diabetes, melindungi tulang, dan menjaga kesehatan rambut dan kulit. Julukan lain daun kale, yaitu Lacinato kale, baby kailan, kalette, dan jersey cabbage.

Dikutip dari (https://www.orami.co.id/magazine/sayur-kale), daun kale mengandung banyak zat gizi yang dapat membantu menyehatkan mata, membantu menghancurkan lemak jenuh, menangkal kolestrol jahat pada tubuh, melawan sel kanker, mengandung tinggi lutein dan zheaxantin.

Dikutip dari (https://id.wikipedia.org/wiki/Kubis_keriting), kubis keriting berasal dari Mediterania timur dan Asia Kecil, di mana ia dibudidayakan untuk makanan paling lambat tahun 2000 SM. Varietas kol berdaun keriting sudah ada bersama dengan varietas berdaun datar di Yunani pada abad ke-4 SM. Bentuk-bentuk ini, yang disebut oleh Romawi sebagai kale Sabellian, dianggap sebagai nenek moyang kale modern.

Bersumber dari <https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=2229>, beberapa jenis kale selain Sabellian diantaranya adalah Red Russian, Scarlett, dan Chinesse.

Perbandingan data fitokimia dengan hubungan filogenetik mengungkapkan bahwa nama umum kale mengacu pada setidaknya tiga kelompok yang berbeda. Kale Jerman, Amerika, dan Italia berbeda secara morfologis dan fitokimia. Jenis landraces tidak menunjukkan kadar glukosinolat yang tinggi.

Publikasi Ilmiah Mengenai Keberagaman Kale pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.jafc.6b01000

Seperti yang tertera pada buku situs pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.jafc.6b01000 berbagai jenis kubis keriting pada abad ke-14 telah lama dipelajari, dibudidaya, dan dikembangbiakan untuk mencari varietas terbaik sebagai upaya pemuliaan tanaman.

Simpulan yang dapat kita ambil dari beberapa kutipan tautan di atas, daun kale aman untuk dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa karena mengandung antioksidan dan mineral yang baik yang berfungsi juga sebagai sumber vitamin K seperti sayuran taoge.

DAUN KATUK

Daun katuk (Sauropus androgynus) memiliki morfologi daun menyirip dengan panjang 3 cm x lebar 1,7 cm. Merupakan daun iklim tropis dengan morfologi daun yang tersebar di sepanjang tangkainya. Daun katuk memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan sebagai herba. Apabila dimasak daun ini bertekstur lembut seperti sayur bayam.

Pohon daun katuk dapat tumbuh setinggi 0,5-2 meter. Beberapa manfaat daun tersebut diantaranya adalah menjaga kesehatan mata, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi anemia, mengobati influenza, menurunkan berat badan, mencegah kanker, mengurangi tekanan darah tinggi, membantu mengatasi penyakit diabetes, mencegah osteoporosis, dan menjaga kesehatan tulang.

Dikutip dari <https://peternakan.kaltimprov.go.id/artikel/manfaat-daun-katuk-bagi-kesehatan-dan-produktivitas-ternak>, daun katuk memiliki fakta nutrisi diantaranya ialah zat besi, provitamin A dalam bentuk betakarotenoid, serta diperkaya dengan viamin C, minyak sayur, protein, dan mineral.

Daun katuk memiliki potensi dapat mengeluarkan ekstrak minyak atsiri, namun belum ada penelitian lebih lanjut tentang minyak tanaman ini.

DAUN KELOR

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan yang tumbuh dengan cepat, berumur panjang dan berbunga sepanjang tahun. Kelor tumbuh di Asia Selatan pada iklim tropis dan sub topis. Tinggi pohon ini berkisar antara 1-25 meter dpl. Buahnya berwarna salem, berbentuk persegi panjang bersegitiga dengan ukuran 20-60 mm. Daunnya berwarna hijau muda. Tanaman kelor memiliki akar tunggang dan berantai panjang.

Daun kelor memiliki kandungan bahan aktif yang berfungsi juga sebagai antioksidan, sumber vitamin, asam amino esensial, dan kandungan senyawa lainnya. Zat aktif yang terkandung dalam daun kelor yang berpotensi sebagai antioksidan adalah berbagai jenis vitamin (A, C, E, K, B1, B2, B3, B6), kalsium, protein, potassium, flavonoid, saponin dan alkaloid. Daun ini juga dapat ditemukan dalam bentuk teh. Biji kelor memiliki rasa yang sangat pahit. Manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung, mengobati diare, mengobati kerusakan hati dan ginjal. Selain itu daun kelor juga bermanfaat untuk pengolahan hasil pertanian (mengawetkan makanan), diantaranya adalah menghambat pertumbuhan bakteri pada tahu kedelai.

Sebuah tulisan juga menjelaskan bahwa kelor pernah dimanfaatkan untuk penjernih air, digunakan sebagai bahan persediaan makanan, dan pengobatan tradisional sebuah suku etnis. Serta, dipercaya dan terbukti dapat mencegah dan mengobati lebih dari 300 penyakit.

PEGAGAN

Daun pegagan (Centella asiatica) atau disebut juga antanan. Pegagan tumbuh di ladang, pekarangan, maupun pematang sawah. Daun pegagan berkhasiat sebagai tanaman obat yang digunakan sebagai obat kulit, gangguan saraf, dan penyakit dalam. Daun ini dimanfaatkan dengan cara diseduh untuk diambil airnya maupun dimakan langsung sebagai lalapan.

Dikutip dari <https://pemkomedan.go.id/artikel-12998-kandungan-dan-manfaat-daun-pegagan-.html>, diduga glikosida triterpenoida memiliki sifat antipikun yang berkhasiat untuk berbagai penyakit pada kepala, misalnya mengatasi penyakit Alzheimer, menyembuhkan gejala stress dan kecemasan, berfungsi sebagai antidepresan yang mengatasi insomnia, mengurangi bekas luka, hingga meningkatkan fungsi kognitif pada tubuh.

Pegagan atau antanan ini telah dipercaya puluhan hingga ratusan tahun di Indonesia sebagai obat antipikun bagi para orang tua penderita gejala Alzheimer. Namun, tingkat kepopulerannya di masyarakat masih cukup rendah. Pada sebuah video vlogger pada akun milik seorang penduduk di negeri ginseng, saya melihat pada musim salju pegagan masih tetap hidup di kebunnya. Mereka memanfaatkan pegagan sebagai sayuran hijau pendamping hidangan utamanya. Menu mereka di pagi kala itu adalah tumisan dengan pegagan diatasnya seperti semangkuk bihun soto ditaburi seledri. Hmm. Kelihatannya lezat..

Dikutip dari <https://www.alodokter.com/4-manfaat-daun-pegagan-untuk-kesehatan-tubuh>, manfaat lainnya bagi kesehatan tubuh diantaranya adalah dijadikan sebagai suplemen herba yang berfungsi untuk melancarkan aliran darah, menjaga fungsi otak, meredakan nyeri sendi, dan mengatasi sulit tidur. Daun pegagan mengandung bahan aktif, yaitu alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid.

Kesimpulannya adalah tanaman pegagan sangat bermanfaat dan baik untuk menjaga kesehatan tubuh serta ampuh mengatasi berbagai penyakit yang berkaitan dengan fungsi otak pada tubuh. Daun pegagan tumbuh pada iklim tropis dan subtropis.

KECIPIR

Daun kecipir, nama latin Psophocarpus tetragonolobus (https://id.wikipedia.org/wiki/Kecipir) merupakan tanaman sayur yang dimanfaatkan pucuk polong mudanya.

Mengonsumsi kecipir yang kaya serat dapat menurunkan berat badan, melancarkan pencernaan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti mengurangi perut kembung, mengatasi kegemukan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Beberapa artikel menyebutkan fakta nutrisi daun kecipir mengandung antioksidan dan 19 gram vitamin C dalam 100 gramnya.

Mengonsumsi kecipir setiap hari dipercaya dapat mengatasi kelebihan berat badan dan melangsingkan tubuh.

DAUN SINGKONG

Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman umbi kayu. Tumbuhan ini memiliki tinggi 1-3 meter, tumbuh pada dataran bersuhu tinggi. Ciri-ciri tanaman ini ialah daunnya berbentuk menjari, pohonnya tegak dan bercabang banyak. Daun singkong adalah sangat baik dijadikan sumber vitamin C, thiamin, rhiboflavin dan niacin. Apabila dimasak daun ini mengandung 25% protein bermanfaat untuk kesehatan tubuh sebagai panganan diet. Daunnya mengandung antioksidan, mencegah penyakit jantung, struk, dan kanker. Daun singkong dapat dimasak dengan metode rebus, kukus, atau dibuat sup sayur yang menggunakan santan. Daun ini dapat dijadikan sumber asupan zat besi dan vitamin B kompleksnya bagi tubuh.

DAUN JAWER KOTOK

Daun daun jawer kotok (Coleus scutellarioides) merupakan tanaman herba yang dijadikan obat, sehingga tanaman ini dikenal sebagai tanaman pekarangan seperti daun sirih, daun saga, daun kumis kucing dan bayam. Daun jawer kotok dengan nama latin Plectranthus scutellarioides dan Coleus scutellaroides L. Benth dikenal juga dengan nama Miana. Tanaman ini digunakan untuk mengobati radang anak telinga, keputihan dan wasir. Terdapat dua jenis tanaman ini, yaitu daun yang memiliki pigmen warna hijau merah dan merah saja.

Seperti halnya tanaman kumis kucing, daun ini dimanfaatkan dengan cara diekstrak untuk dibuat sebagai sediaan fitofarmaka. Daun jawer kotok mengandung zat alkaloida, mineral, senyawa aromatik dan zat pati. Ciri khusus daun ini memiliki ketebalan yang sangat tipis, daunnya berbulu, dan memiliki warna yang tidak memantulkan sinar matahari secara penuh. Daun ini memiliki rasa yang hampir mirip dengan daun teh namun tidak pahit, tidak beraroma, dan juga tidak berwarna coklat pekat.